Trah GTS Kaji Hubungan Kerajaan Gowa, Tallo dan Sanrobone

  • Bagikan

Sementara itu, YM Andi Bau Usdi Datu Appo Mappanyukki menegaskan bahwa melalui dialog ini bisa diketahui sejauh mana sebenarnya hubungan kerajaan Gowa Tallo dengan kerajaan Sandrobone.

"Kita tentu harus bisa bersatu dan dimulai dari sini," katanya saat membuka dialog.

Puang Bau-- sapaan akrabnya menuturkan trah ini terbentuk dari ide dan semangat yang sama dalam mencoba melacak catatan sejarah yang hilang. "Tidak ada yang mau mencoba menjadi raja dari terbentuknya lembaga trah ini. Tidak ada itu," tegasnya.

"Bicara sejarah tentu kita bicara data otentik. Inilah yang kami mau melacak dan menyatukan catatan sejarah yang hilang sehingga kita punya literatur. Catatan sejarah ini banyak tersebar di luar negeri," lanjutnya.

Adapun YM Hamzahari Achmad Karaeng Nyau mengatakan trah ini tidak terlepas dari hubungan kekerabatan dan hubungan dialogis pelaku sejarah Gowa Tallo Sandrobone.

"Perlu kita pahami bahwa trah lagi trend sekarang ini. Trah adalah individu yang punya kekerabatan dengan silsilah. Makanya jangan heran kalau banyak orang mencari catatan silsilah," jelasnya.

Karaeng Nyau berharap Trah Gowa Tallo Sandrobone mengedepankan literasi ketika berbicara sejarah. Kenapa? Karena banyak yang hanya bertutur tanpa data.

"Makanya, kenapa ada pertengkaran dilihat di media sosial karena berbicara dengan kurangnya data," katanya.

Untuk itu, Karaeng Nyau berharap Trah GTS membuat sebuah perpustakaan yang menghimpun seluruh lontara di Sulsel. "Semua yang termasuk dalam manuskrip Sulsel bisa dihimpun sehingga tidak ada lagi pengkaburan sejarah. Pengklaiman tanpa data," katanya.(rif)

--
Kirim dari Fast Notepad

  • Bagikan