Seharusnya di.awal Oktober 2022, area'persawahan umumnya sudah ditanami,tapi karena tidak ada air maka sampai saat ini petani belum memulai untuk turun sawah, jelas Koordinator BPP Kec Liliriaja Alwi.
Lanjut Alwi untuk wilayah kerjanya saja ada dua ribuan hektar area persawahan akan dipastikan mengalami keterlambatan musim tanam pada periode ini. Bahkan bisa saja terancam gagal produksi, dan bukan saja wilayah Kec Liliriaja tapi akan juga berdampak pada area persawahan di Lalabata, Ganra dan sebagian Lilirilau, ujarnya.
Sementara itu, Kepala Satker Balai PUPR Profinsi Sulawesi Selatan Aswin mengakui, jika ada kendala karena tahun ini akhir tahun anggaran, yang tentunya diketahui sudah terbagi habis. Olehnya itu, mereka minta hubungan kordinasi dengan pemerintah daerah agar persoalan hidup orang banyak ini bisa diatasi bersama, meskipun kita pahami bahwa lokasi ini adalah kewenangan pemerintah pusat, tapi disisi lain kalau tidak diatasi bersama untuk saling membantu maka dipastikan petani kita akan mengalami kerugian cukup besar.(Sar)
