Tabir Kelam Tragedi Karunrung 1995, Daeng Ulli: “Saya Masih Labil dan Mudah Terpancing”

  • Bagikan
int Rusli alias Daeng Ulli

Atas peristiwa yang dilakukannya Daeng Ulli divonis penjara seumur hidup. Namun karena remisi dan kebijakan presiden kala itu, hukumannya diringankan menjadi 20 tahun. Ia hanya menjalani 15 tahun.

“Karena saya berkelakuan baik, saya dapat banyak remisi: Lebaran, 17 Agustus, dan lainnya,” jelasnya.

Meski mengaku menyesal, Daeng Ulli menegaskan bahwa semua fakta kasus telah tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP), termasuk siapa yang menjadi otak di balik pembunuhan. “Tapi entah kenapa, orang yang mengorder itu tidak dihukum,” ujarnya penuh tanda tanya.

Ia juga menampik anggapan bahwa dirinya dijebak. “Kerja polisi waktu itu cepat dan sistematis. Saya lari dari rumah, polisi langsung data siapa saja yang meninggalkan rumah waktu kejadian.”

Setelah bebas, Daeng Ulli tak ingin kembali ke dunia gelap. Ia mendirikan organisasi masyarakat bernama Lebah Hitam dan menjabat sebagai ketua umum.

“Sebelumnya saya nggak pernah ikut organisasi. Tapi setelah keluar, saya ingin mulai dari nol,” katanya.

Kini, meski bayang-bayang masa lalu masih menghantuinya, Daeng Ulli mencoba menjalani hidup yang lebih bermakna dan memberi kontribusi positif.

“Saya divonis seumur hidup, dan saat itu saya sempat kehilangan harapan. Tapi saya ingin hidup lebih baik. Menebus kesalahan itu tidak mudah, tapi saya mencoba.”

Tragedi Karunrung memang telah berlalu, namun kisahnya tetap hidup sebagai pengingat akan kejamnya sisi gelap manusia. Tragedi ini bukan sekadar catatan kriminal, tapi luka kolektif yang sulit dilupakan oleh warga Makassar. (int)

  • Bagikan