Uang untuk Anjal Dipakai Isap Lem

  • Bagikan
Dinas Sosial (Dinsos) kota Makassar memasifkan penertiban anak jalanan (anjal). Melalui Tim Reaksi Cepat (TRC) Saribattang Dinsos, hampir setiap hari mereka turun ke jalan untuk menjaring anak-anak yang kebanyakan usia sekolah itu.

MAKASSAR, BKM.FAJAR.CO.ID -- Dinas Sosial (Dinsos) kota Makassar memasifkan penertiban anak jalanan (anjal). Melalui Tim Reaksi Cepat (TRC) Saribattang Dinsos, hampir setiap hari mereka turun ke jalan untuk menjaring anak-anak yang kebanyakan usia sekolah itu.

Seperti yang dilakukan Sabtu (18/6) malam. TRC Saribattang melakukan pengawasan dan penertiban di sekitar Jalan Pengayoman dan sekitarnya. Hasilnya, ditemukan anak jalanan yang sedang 'ngelem' di sekitar Pasar Segar. Mereka yang terjaring adalah anak-anak usia sekolah 7-10 tahun.
Kepala Dinas Sosial Makassar Aulia Arsyad menjelaskan, ada delapan anak yang terjaring. Namun ada empat orang terbukti menghisap lem. Mereka kemudian dibawa ke UPT Rumah Penitipan Trauma Center (RTPC) di Jalan Abdullah Dg Sirua.


Selanjutnya, anjal tersebut akan mendapat pembinaan selama tiga hari. Mereka diberi pembinaan baik fisik, mental dan spiritual oleh pekerja sosial profesional.
Dinas Sosial juga bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan Kota Makassar untuk menghadirkan Dongeng Keliling (Dongkel) ke RTPC. Setelah tiga hari di RTPC, mereka kemudian dikembalikan ke keluarga masing-masing.


"Setelah dikembalikan ke keluarga, diharapkan ada peran dari shelter warga untuk melakukan pendekatan dan memberikan pemahaman kepada keluarga anjal agar mereka tidak turun lagi di jalanan," ujar Aulia, kemarin.
Lebih jauh dikemukakan, ke depan penertiban anak jalanan akan semakin massif dilakukan, mengingat persoalan ini menjadi salah satu konsentrasi wali kota dan wakil wali kota. Apalagi Wakil Wali Kota Fatmawati Rusdi terus mendorong pembentukan Tim Terpadu Penanganan Anak Jalanan.


"Kami sudah melakukan pertemuan dengan beberapa OPD dan kecamatan untuk penanganan anjal melalui tim terpadu yang akan dibentuk," tambah Aulia.


Dia mengingatkan kepada seluruh warga untuk setop memberi uang kepada anak jalanan. Karena selain melanggar Perda, uang yang mereka dapat juga kadang digunakan untuk perbuatan yang tidak baik.
"Seperti yang ditemukan. Mereka gunakan hasil meminta-minta di jalan untuk ngelem. Jadi tidak ada faedahnya memberi mereka uang," jelas mantan camat Tallo itu.


Selain penertiban anjal, di hari yang sama, Dinsos juga melakukan inspeksi mendadak (sidak) atau razia pekerja seks komersil (PSK) dan waria di sejumlah hotel yang berada di kawasan Boulevard dan Pengayoman. Dari hasil sidak tersebut, terjaring 10 pasangan tanpa ikatan pernikahan.


"Ada 10 pasangan mesum yang terjaring. Tiga perempuan di antaranya terbukti melakukan transaksi melalui media sosial. Mereka langsung dibawa ke UPT Mattirodeceng milik Pemprov Sulsel untuk dibina. Sementara yang lainnya, 10 laki-laki dan tujuh perempuan dipulangkan dan dijemput oleh keluarganya setelah dilakukan pendataan," tambah Aulia.

Editor: warta
  • Bagikan