"Kalau pasar yang ada di desa, kami biasanya turun pengawasan satu kali dalam dua bulan. Sebab ada 40 titik pasar tradisional di Kabupaten Bulukumba. Jadi untuk acuan daftar harga mingguan, hanya dua atau tiga pasar saja," jelasnya.
"Kami terus berupaya mengantisipasi akan kecukupan pasokan bahan pokok agar harga tetap stabil. Menjelang hari-hari besar akan dilakukan pasar murah. Jadi para pedagang, diharap kerjasamanya," sambung Andi Mirza.
Salah satu pengusaha Warung Kopi Bulukumba, Jallo mengungkapkan bahwasanya, kenaikan harga kopi di pasar akan berpengaruh terhadap modal dan keuntungan usahanya. Dia mengaku, rata-rata membeli 2 Kg kopi setiap hari.
"Jelas berpengaruh dengan adanya kenaikan harga kopi. Harga kami per gelasnya tetap atau tidak naik secara otomatis, cuma harga modal yang bertambah," ujar Jallo kepada diminta tanggapannya oleh Reporter Berita Kota Makassar.
Olehnya, pria yang meracik kopi sejak belasan tahun silam ini, berharap agar harga kopi di pasar kembali stabil. Jallo mengatakan, kenaikan harga kopi juga akan berdampak ke konsumen.
"Kalau kopi naik, paling yang ada adalah subsidi silang. Kalau harga kopi per gelas kita ikut naikkan, maka akan berdampak ke konsumen. Jadi keuntungan agak menipis," imbuhnya.(ful)