‎Mahasiswa Ikom Unismuh Gelar Pameran Fotografi “Art of Seeing”‎Ajang Promosi Kreativitas dan Humanisme Sosial Lewat Lensa Kamera

  • Bagikan

MAKASSAR, BKM.FAJAR.CO.ID – Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menggelar pameran fotografi bertajuk Art of Seeing.

‎Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yang dimulai pada 17-18 Juni 2025. Tidak hanya menjadi wadah ekspresi kreatif mahasiswa, tetapi juga menjadi ajang promosi program studi Ilmu Komunikasi ke masyarakat luas.

‎Ketua panitia Art of Seeing, Rafif Qabil Mulyana, menjelaskan bahwa pameran ini terbuka untuk umum, bukan hanya kalangan civitas akademika Unismuh.

‎“Jadi kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, yakni pada tanggal 17 dan 18 Juni 2025. Pameran ini terbuka untuk siapa saja yang ingin mengapresiasi karya visual dari mahasiswa Ikom Unismuh,” ujarnya.

‎Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari pihak kampus. Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Unismuh, Dr. Syukri S.Sos., M.Si, menyambut positif inisiatif mahasiswa tersebut. Ia menilai pameran seperti ini sangat relevan dengan karakter dan semangat prodi Ilmu Komunikasi.

‎“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Alhamdulillah bisa terlaksana dengan baik berkat kerja sama panitia. Ini bukan hanya kegiatan seni, tetapi juga bagian dari pengembangan ilmu dan penguatan identitas prodi,” kata Dr. Syukri.

‎Ia berharap kegiatan serupa bisa lebih sering dilakukan dan dalam skala yang lebih besar. Menurutnya, pameran fotografi ini juga menjadi jembatan antara dunia akademik dan realitas sosial di masyarakat.

‎“Foto bukan sekadar pajangan. Ia punya makna mendalam yang bisa mengajak kita menyelami realitas sosial. Kami dari pihak prodi tentu akan terus mendukung event seperti ini,” tambahnya.

‎Wakil Dekan III FISIP Unismuh, Dr. Nurwahid S.Sos., M.Si, juga memberikan apresiasi terhadap terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menilai, Art of Seeing merupakan bentuk pembelajaran nyata mahasiswa dalam mengkomunikasikan pesan-pesan sosial secara visual.

‎“Pameran ini merepresentasikan teori C. Otto Scharmer tentang open heart, open mind, dan open will. Mahasiswa sudah menerapkan itu dalam karyanya. Ilmu komunikasi itu sangat dibutuhkan masyarakat dan akan terus berkembang,” kata Dr. Nurwahid.

‎Menurutnya, kegiatan seperti ini sebaiknya dikembangkan lebih luas lagi dan diselenggarakan di ruang terbuka agar menjangkau masyarakat yang lebih besar.

‎“Kegiatan ini juga merupakan ajang promosi jurusan. Harapannya ke depan lebih besar dan lebih inklusif, sehingga masyarakat lebih mengenal Ilmu Komunikasi,” jelasnya.

‎Sementara itu, dosen Ilmu Komunikasi sekaligus penggiat seni, Makmum S.Pd., M.Pd, menyebut Art of Seeing sebagai “pemantik” lahirnya event seni berskala lebih besar di masa mendatang.

‎“Ini adalah awal yang sangat baik. Tema human interest yang diangkat sangat relevan, karena berbicara soal keresahan sosial, dan ini menjadi jembatan untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat,” ujarnya.

‎Menurut Makmum, fotografi tidak hanya sebagai bentuk ekspresi seni, tapi juga sarana menyampaikan kritik sosial. Ia berharap kegiatan ini mampu menggerakkan kepedulian berbagai pihak, termasuk pemerintah, terhadap isu-isu sosial yang diangkat lewat karya-karya visual tersebut.

‎“Bahasa sosial dalam karya foto ini dapat menjadi pemantik kebijakan. Saya melihat ini sangat potensial menjadi gerakan visual yang bermakna dalam membangun masyarakat yang lebih sejahtera,” pungkasnya.

‎Dengan dukungan penuh dari civitas akademika dan semangat kreativitas mahasiswa, Art of Seeing diharapkan menjadi tradisi baru dalam memperkaya khasanah Ilmu Komunikasi sekaligus mempererat hubungan antara kampus dan masyarakat.(jar)


  • Bagikan

Exit mobile version