“Kelinci Percobaan” Itu Tak Hanya Sukses Menaklukkan Unhas Tapi Juga Universitas Indonesia

  • Bagikan

Tugas keempat, bagaimana saya bisa membagi waktu antara membangun sekolah baru, terbang hampir tiap pekan mengurus IGI dan tetap jadi pengusaha.

Keempat pertanyaan yang sekaligus tugas berat ini coba saya abaikan, dengan keyakinan penuh saya geser tuas ke gigi satu agar mulai bergerak.

Cerita panjang bagaimana istri saya bisa yakin, bagaimana orang tua lain ikut serta, bagaimana ada siswa yang mau ikut serta kelinci percobaan saya hingga siapa guru yang saya ajak serta dan bagaimana saya membagi waktu, perlu diceritakan lain waktu, panjang soalnya dan bisa jadi satu atau dua buku.

Waktu kemudahan berjalan, ikhtiar pun dikerjakan, fokusnya sederhana, 5 orang siswa yang percaya ditambah dengan seorang anak saya harus nyata berubah. Perkembangannya ternyata signifikan, perlahan mereka mulai lancar bercakap bahasa Inggris, Tahfidz mereka terus bertambah, kemampuan matematika mereka semakin baik meskipun tak merata. Kuncinya, jangan menggunakan kurikulum nasional, jika pun digunakan, sebagian saja.

Puncaknya ketika mereka akan mengakhiri sekolah, kami menemukan bahwa enam orang siswa pertama RHIS yang jadi kelinci percobaan ini alhamdulilah mencapai hasil yang luar biasa.

Seluruhnya fasih bercakap bahasa Inggris bahkan dengan bule sekalipun, seluruhnya Tahfidz minimal 5 Juz, kemampuan matematikanya baik dan lebih mudah memahami dan membaca sesuatu.

Ujian selanjutnya adalah mereka harus bertarung masuk SMA tanpa nilai akreditasi sekolah. Mereka pun bertarung bebas dalam seleksi dengan memulai pertarungan dari dari minus 10 karena sekolahnya tak berakreditasi. Namun hasilnya sungguh meyakinkan, mereka masing-masing sukses lulus SMKN 5 Makassar, sekolah menengah analis kimia (SMAK), SMAN 1 Makassar dan anak saya lulus di MAN 2 Makassar, hasil yang luar biasa.

Menapak kelas 12, kami menyiapkan bimbel khusus buat mereka, dimanapun bersekolah, mereka boleh ikut bimbel tanpa bayar sedikitpun, alhamdulilah hasilnya jauh diatas perkiraan.

Azizah Darwis lulus di Psikologi Unhas, Fadlan Menundukkan Teknik Sipil Unhas, Queen Azzahrah diterima di Politeknik Pariwisata Makassar, sementara Amelia Putri dan Muh. Zyuljalali As Shiddiq melanjutkan kelas 4 atau kelas 13 SMK dan anak saya sendiri, Siti Fayyaza Fathiya Ramli alhamdulilah lulus di Fakultas Kedokteran Unhas dan sekaligus lulus pada program studi Teknik Bioproses, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI)

Jika tak berani mencoba hal baru, bagaimana kita yakin akan lebih baik dari sebelumnya?

Salam Hormat
Muhammad Ramli Rahim
Ketua Dewan Pembina Yayasan Ranu Prima (Ranu Harapan Islamic School)

  • Bagikan