RANTEPAO, BKM.FAJAR.CO.ID--Hari kedua demo di DPRD Toraja Utara, Selasa (6/6) kemarin, ratusan guru SD dan SMP se-Toraja Utara menyampaikan aspirasi lantaran kualitas dan mutu pendidikan di daerah ini dinilai mundur dan terbelakang.
Penilaian itu direkomendasikan dewan ke bupati saat penetapan LKPJ tahun 2022.
Sebelumnya, Senin (5/6) ratusan masyarakat tergabung dalam Aliansi Masyarakat Toraja Utara (AMTU), juga demo di DPRD Toraja Utara permasalahkan rekomendasi dewan menutut pemerataan pembangunan antar wilayah.
Demo berlangsung tegang sebab nyaris terjadi adu mulut pendemo dengan anggota dewan lantaran fakta di lapangan menilai tidak relevan dengan kondisi pembangunan di lapangan.
Menarik dari unjuk rasa para pahlawan tanpa tanda jasa ini, menolak dan tidak menerima penilaian pendidikan Toraja Utara terbelakang dan mundur. Image itu menyakitkan perasaan para guru yang sudah kerja keras dan tanpa kenal lelah majukan pendidikan di Toraja Utara.
Kami tersinggung rekomendasi dewan sebab justru berbanding terbalik dengan fakta di lapangan, siswa, siswi dan mahasiswa justru berprestasi, ujar orasi pendemo.
Unjuk rasa sempat tegang, namun suasana menjadi hening setelah perwakilan para guru diterima anggota dewan aspirasinya diruang paripurna dipimpin ketua DPRD Torut, Nober Rante Siama, dan anggota dewan lainnya diawali menyanyikan Hymne Guru.