Sebelum Tersapu Banjir, Kedua Pasutri Sempat Berpesan ke Anaknya, Ini Pesannya

  • Bagikan
Ist TENGAH jilbab hitam Aulia Amanda Saputri (9), Baju putih topi puti Kasek SMKN 2 Fatahuddin saat menyerahkan bantuan kemanusiaan berupa sembako dan uang tunai serta kakak Aulia samping kiri jilbab hitam.
PAREPARE,BKM.FAJAR.CO.ID--Kisah pilu dialami ketiga anak dari pasangan suami istri yang meninggal terbawa arus air sungai Jawi Jawi saat meluap Rabu 1 Pebruari 2023 malam lalu. Rumah panggung milik pasutri tersebut di Tegal kelurahan Lapadde Kecamatan Ujung Parepare juga terbawa arus termasuk keduanya juga menjadi korban.

Mereka yatim piatu itu adalah Kiki Afrilia anak pertama sudah bersuami punya anak satu, Refki Herdiawan (20) bujangan, dan anak bungsu dari Alm Pasutri, Aulia Amanda Saputri (9) yang masih duduk di bangku kelas tiga SDN 11 yang masih tinggal se rumah dengan tantenya Sukriani di Jalan Atlatik Bacukiki Barat. Aulia tinggal di rumah tantenya karena jarak antara sekolah dengan rumah tantenya sangat dekat.

Pasutri bersama ketiga anaknya itu sebelum beli rumah panggung tinggal di Tegal hanya numpang sama salah satu saudaranya  di Jalan Atlatik.
Almarhum pasangan Suami Istri Ramli, Fitriani semasa hidupnya setiap hari datang di rumah saudaranya Sukriani menggunakan sepeda motor miliknya menjeguk anaknya yang tinggal bersama tantenya dan setiap hari Sabtu pulang sekolah anak bungsunya itu dibawa ke rumahnya di Tegal bermalam bersama. 
Menurut Sukriani, kakak alm Fitriani, mereka sekeluarga tinggal bersamanya disini (Jalan Atlatik) sebelum pindah ke Tegal kurang lebih satu tahun lalu. Anaknya masih tinggal serumah dengan kami disini. Almarhum baru saja membeli rumah itu dari hasil kerja sehari hari sebagai tukang batu.
Pada hari Rabu (1/2) sekitar pukul 17,00 wita saat itu sudah mulai hujan kedua pasutri masih berada di rumah saudaranya bersama anaknya bersiap untuk pulang ke Tegal dan pamit meminta Aulia Amanda Saputri mendekat mau dicium. "Sini dulu Na' mau rasanya kuciumki," ucap Sukriani menirukan Almarhuma Adiknya kepada BKM, Sabtu (4/2).
Setelah sore jelang petang hujan semakin deras dan kedua pasutri sudah tiba rumahnya menggunakan sepeda motor miliknya itu dan melihat air sungai sudah meluap melebar sampai rumahnya setinggi tiga anak tangga rumah panggung miliknya itu.
Karena merasa air meluap hanya sebatas itu, ia naik di rumah dulu bersama istrinya dan turun kembali sendiri dengan maksud mengamankan sepeda motornya ketempat lebih aman.
Namun air meluap seketika begitu cepat hingga setinggi leher orang dewasa kemudian Ramli berusaha berenang kembali naik rumah bersama istrinya Fitriani meninggalkan sepeda motornya dan berteriak dari atas rumah. Keduanya meminta tolong hingga rumahnya tersapu banjir akibat meluapnya air Sungai Jawi-jawi. Keduanya  ditemukan keesokan harinya pada Kamis 2 Pebruari sekitar pukul 07,13 Wita.
Anak kedua korban Pasutri Rifki  Herdiawan (20) sekitar lima hari sebelum kepergian ayah ibunya sempat menerima pesan singkat lewat HP miliknya, "dimanaKi Nak rinduka sedding tdk pernah ketemu, jawab anak. Di rumahnya ka temanku. Balas ibunya, Ingat pale nak jangan sembarang ko pegang barang"x orang na. Iya tidak ji, Ingatki juga pale nak janganki selalu pinjam motornya temata nak..ap tdk ad"mi it kasihan uangx mm bisa saya kasiki. Jawab Rifki, Iye Mak. Iye pale nak Bae"Ki dirmhx orang nak... Ingatki Sllu pesanx mm nak. 
Terpisah, Darwis Sani pengusaha  yang juga Kabag Umum Pemkot Parepare menjelang pensiun ditemui dirumahnya jalan Bukit Madani Tegal mengakui setiap tahun ada banjir hanya sekitar bagian bawa di bantaran sungai. Hanya baru kali ini terjadi sepanjang delapan tahun selama Darwis tinggal di Tegal banjir setinggi diatas perut orang dewasa masuk dalam rumah dengan begitu deras sampai pintu kaca pecah dan barang-barang dalam rumah berantakan."Terpaksa kami amankan diri naik ke lantai dua rumah toko.Saya diatas rumah lantai dua sempat melihat ada empat rumah panggung mengalir terbawa banjir dan melihat ada orang masih sempat berteriak meminta tolong melambaikan tangan menggunakan senter HP,"katanya.
Ribuan rumah di empat kecamatan se kota Parepare terendam air di beberapa titik terparah hingga capai kurang lebih tiga jam baru surut dari genangan air dan beberapa titik pula genangan hanya sekejap beberapa menit langsung air genangan surut. 
Seperti yang terparah terjadi di Tegal kelurahan Lapadde Kecamatan Ujung Parepare menelan korban jiwa pasangan suami istri dan barang berharga berupa kendaraan bermotor roda empat dan dua.
Kedua pengusaha ini yakni, UD Beras Belawa puluhan ton beras dan empat unit mobil terendam dan Toko Arsyila juga di Jalan Bukit Madani Tegal 2 capai milyaran rupiah.
Pemilik Toko Arsyila, Darwis Sani kepada BKM mengatakan saat kejadian Rabu (1/2) malam ia bersama keluarga pada naik lantai dua, sebab air sudah setinggi diatas perut orang dewasa dan masuk rumah hingga pintu toko kaca pecah dan beberapa barang jualan berupa alat tulis kantor (ATK) mesin foto copy dan meja dalam rumah berhamburan. 
Selain itu, juga ada empat unit mobil dan empat sepeda motor  terendam air, sudah tidak bisa bunyi dan ada pula mesin untuk produksi air minum mineral kemasan senilai 500 juta rupiah, mesin foto copy 100 juta lebih dan barang jualan lainnya diperkirakan kerugian capai 1 milyar lebih, jelas Darwis. (Mup).
  • Bagikan