Meski mesin sangrai canggih sudah ada, namun masyarakat Toraja masih memilih roasting secara tradisional sebab cita rasa dan aroma lebih nikmat.
Kopi yang disangrai cara tradisional kualitasnya tidak kalah kopi dirosting mesin sepanjang proses dilakukan benar, pungkas Zadrak
Sebelumnya Kadis Pariwisata, Adelheid Sosang jelaskan, Traditional Roasting Kopi prosesnya mulai dipetik dikebun baik kopi arabika maupun rebusta, pasca panen diolah hingga menjadi green bean, seperti sortir, roasting sampai jadi bubuk, disajikan berbagai cara atau tehnik agar menarik.
Menurut Adelheid, hari pertama, Rabu (28/12) yang dilombakan selain Video Potensi Kopi Toraja di ikuti para pelaku petani kopi menampilka video aktifitas budidaya kopi, lahan, pembibitan, panen, pemeliharaan berdurasi 3 - 5 menit.
Hari kedua, Kamis (29/12) ful pameran produksi kopi, di ikuti penggiat dan pengusaha kopi dari 19 kecamatan menampilkan produk kopi arabika dan robusta untuk akses pasar global (greenbean, roastbean and groundbean), dan
Barista Show (meracik kopi tradisional Toraja jadi citarasa dunia, ujar Adelheid (agus).