Satu Pasien Suspek Cacar Monyet Dirawat di RSP Unhas

  • Bagikan
int Ilustrasi cacar monyet

Arman mengaku belum tahu pasti kapan hasil pemeriksaan bisa diketahui. Pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan dari laboratorium Kementerian Kesehatan.
"Proses pemeriksaan di laboratorium tidak bisa ditentukan kapan bisa ada hasil karena kadang di laboratorium PCR kita tidak bisa mendeteksi varian tertentu, sehingga memang sampel harus dikirim ke Jakarta," jelas Arman.

Direktur Utama Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi ini menambahkan, Dinkes Sulsel sudah memberi sinyal waspada kepada kabupaten kota terkait penyebaran penyakit ini. Hal itu sudah dilakukan sejak adanya peringatan WHO, bahkan sebelum virus ini masuk ke Indonesia.

Meski terbilang serupa dengan covid-19, dia menekankan agar sosialisasi terkait penyakit cacar monyet tetap dilakukan secara masif ke masyarakat. Jika ada pasien dengan gejala menyerupai cacar monyet, diminta untuk segera isolasi.
Lebih jauh, dia juga meminta agar masyarakat tetap menegakkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan lebih meluas.

"Penanganannya kan sama dengan covid-19. Karena kan penyebabnya sama-sama virus, tapi virusnya berbeda. Gejalanya juga hampir sama, demam, sakit kepala, sakit badan, cuma khasnya ini ada ruam kulit. Penyebarannya juga cepat," tuturnya.
"Yang paling penting ini sosialisasi ke masyarakat. Saya yakin masyarakat kan sudah ada pengalaman dengan covid-19, kan penanganannya sama, mencegah penularan. Intinya protokol kesehatan," tandas Arman. (jun)

  • Bagikan