Pemerintah Provinsi masih belum mendapatkan kepastian dari pusat. Aruddini mengatakan pihaknya telah menjalin komunikasi dengan Kementerian Perhubungan pascakunjungannya ke Sulsel belum lama ini.
"Kita sudah sampaikan support kita dari Pemda. Pemindahannya kembali, itu beberapa titik kan sudah diminta untuk tidak mengambil penumpang, ini belum ada kejelasan," terang dia.
Pengadaan armada baru sekaligus merombak peta transportasi massal di Makassar dipastikan akan ikut menyelesaikan masalah pemindahan armada koridor dua yang saat ini masih bermasalah.
Pengamat Transportasi Universitas Hasanuddin, Muh Isran Ramli menerangkan, keberadaan armada bus baru ini diproyeksi akan mendapat tantangan serupa dengan Teman Bus.
Bahkan berpotensi jauh lebih rumit. Armada besar umumnya perlu kajian mendalam sebelum mengaspal, terutama karena diameter sangat berpengaruh dengan waktu tempuh. Semakin besar armada itu, maka semakin sulit bergerak di tengah kepadatan jalan-jalan Makassar.
"Ini tergantung dimensi kalau besar, dan kapasitas jalan memadai tidak masalah, ini perlu dikaji, bagaimana sistem manajemen tracinnya, karena saat ini untuk teman bus bercampur tapi diberi prioritas, nah bus baru ini bagaimana," jelasnya.
Pun jika diberikan jalur khusus sepeti trans Jakarta, ada potensi terjadi antrian dengan kondisi jalan di Makassar yang rata-rata kecil.
Selain itu integrasi juga harus dilakukan dengan baik, jangan sampai masalah penolakan ini kembali terjadi. Perlu ada pemberdayaan di kalangan sopir-sopir Petepete agar mereka tidak merasa disisihkan.
Perlu pula skema subsidi penuh kembali diberlakukan kepada armada-armada ini. Sebagai bentuk pengenalan awal ke masyarakat.
"Saya kira kalau mengacu ke dua percontohan yang sudah berdiri ini, konsep subsidi full seperti model teman bus jauh lebih efektif dan berkelanjutan," terangnya. (jun)