NH – RMS Bicara Politik di Tanah Suci

  • Bagikan

MAKASSAR, BKM–Mantan calon Gubernur Sulsel HAM Nurdin Halid (NH) bertemu dengan Anggota DPR RI dari Fraksi Nasdem Rusdi Masse (RMS) di tanah suci Mekkah, Jumat (13/5).
Kedua tokoh politik ini pernah berkoalisi saat pilgub 2018 lalu, NH yang pernah tercatat sebagai ketua DPD I Golkar Sulsel maju bersama Abd Aziz Qahhar Mudzakkar mendapat dukungan dari Nasdem yang sudah dipimpin oleh RMS.

Dua tokoh politik Sulsel ini kembali bertemu di tanah suci Mekkah diselasela menunaikan ibadah umroh.
Di sela-sela ibadah, NH menyempatkan berdiskusi membahas dinamika Sulsel dengan RMS. Mulai dari dinamika politik, pemulihan ekonomi, pendidikan.
“Kita bertemu RMS di tanah suci Mekkah beribadah sembari diskusi masa depan Sulsel yang lebih baik,” kata NH.
NH menilai, RMS adalah sosok pemimpin dan punya potensi maju bertarung memimpin Sulsel.
Baginya kemajuan Sulsel membutuhkan pemimpin yang punya relasi nasional dan internasional.
Tujuannya untuk mendatangkan investor ke tanah Bugis Makassar. Potensi itu dinilai dimiliki oleh RMS.
“Saya kira RMS salah satu calon Gubernur paling potensial,” katanya.
Saat ini RMS menjabat Wakil Ketua Komisi IV DPR RI bidang pertanian, lingkungan hidup, kehutanan, dan kelautan. RMS juga menjabat Wakil Ketua Banggar DPR RI.
NH mengatakan, Sulsel adalah pintu gerbang kawasan Indonesia Timur. Ia menyebutnya sebagai anatomi Sulsel.
Menurutnya kemajuan Sulsel membutuhkan kolaborasi APBD, bantuan pusat, hingga investasi dari luar negeri. Tidak cukup hanya mengandalkan APBD dan bantuan pusat.
“Tidak bisa bangun Sulsel hanya andalkan APBD, hanya andalkan PAD, itu tidak bisa. Kita harus punya inovasi bagaimana tingkatkan APBD dan datangkan investor,” kata NH.

“Oleh karena itu dibutuhkan pemimpin yang punya relasi jaringan keluar Sulsel maupun internasional. Kalau hanya APBD saja maka Sulsel begini terus, itu pentingnya pilih pemimpin yang dinamis, tapi kalau kota kecil saja dipimpin kemudian mau jadi gubernur dan itu tidak ada, hanya andalkan APBD, bantuan pusat yang namanya DAK maka daerah itu tidak akan berkembang,”jelasnya.

  • Bagikan