YIM dan Ditjen GTK Kemdikbudristek Cetak 180 Fasilitator Pencegahan Perilaku Bullying

  • Bagikan

MAKASSAR, BKM.FAJAR.CO.ID - Yayasan Indonesia Mengabdi (YIM) sebagai salah satu organisasi non-governmental (NGO) yang bergerak dalam bidang perlindungan anak bekerja sama Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui program Organisasi Penggerak melaksanakan program pencegahan perilaku bullying (Program Roots) pada empat kabupaten di Sulawesi Selatan, dan dua kabupaten di Jawa Tengah.

Peserta program ini yakni 180 guru yang berasal dari 60 SMP yang tersebar di empat kabupaten Sulawesi Selatan, yakni Kabupaten Pangkep, Bone, Bantaeng, dan Bulukumba, serta dua kabupaten/kota di Jawa Tengah, masing-masing Kota Semarang dan Kabupaten Klaten.

Salah satu tahap awal dalam pelaksanaan program ini yakni mempersiapkan fasilitator sekolah yang nantinya akan memfasilitasi pelaksanaan program roots di sekolah masing-masing. Kegiatan pelatihan fasilitator ini telah dilaksanakan sejak bulan April hingga Mei 2022 secara online. Tugas fasilitator sekolah nantinya akan melatih siswa sebagai agen perubahan untuk mengikuti 10-15 pertemuan dengan menggunakan modul yang telah dikembangkan oleh UNICEF dan mitra pelaksananya.

Dr Bernard sebagai kordinator pelaksana program sekaligus pengurus YIM, menjelaskan bahwa program roots telah terbukti dapat menurunkan angka perundungan (bullying) di sekolah dengan memberdayakan peran siswa sebagai agen perubahan yang akan fokus menyebarkan dan mempengaruhi siswa lain untuk berperilaku positif. Riset ini telah dilakukan sejak tahun 2018 bersama UNICEF Indonesia di dua kabupaten piloting di Sulawesi Selatan, yakni Kota Makassar dan Kabupaten Gowa.

Peserta sangat antusias mengikuti pelatihan ini. Hal itu terlihat dari tingkat partisipasi peserta selama proses pelatihan.

Salah satu peserta, yakni Hasriani dari Kabupaten Bulukumba memberi apresiasi terhadap kegiatan ini. “Bullying telah menjadi masalah serius yang tentunya berpotensi berdampak negatif pada pembentukan karakter siswa di sekolah. Kita berharap, melalui program ini, perilaku bullying di sekolah dapat diminimalisir,” ujarnya. (rls)

 

  • Bagikan