Polisi Bidik Wanita Teman Dekat Iqbal

  • Bagikan

MAKASSAR, BKM.FAJAR.CO.ID - Penyidik Polrestabes Makassar masih terus mengembangkan kasus penembakan yang menewaskan Najamuddin Sewang, pegawai Dinas Perhubungan Kota Makassar. Setelah menetapkan lima orang tersangka, yang dua di antaranya adalah oknum polisi, penyidik kini membidik RA.
Perempuan yang merupakan seorang pejabat di Dishub Makassar itu disebut-sebut namanya dalam kasus yang cukup menyita perhatian masyarakat ini. Ia merupakan orang dekat Muh Iqbal Adnan alias MIA, mantan kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kota Makassar yang menjadi otak pembunuhan Najamuddin.
Polisi menegaskan RA bakal diperiksa lagi.

Kasatreskrim Polres Makassar AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan pihaknya sempat memeriksa RA sebagai saksi beberapa waktu lalu. Namun pemeriksaan intensif akan kembali dilakukan kepada yang bersangkutan.

“RA ini sudah pernah diperiksa kemarin. Sebagai saksi,” ujar Reonald saat dikonfirmasi, Senin (18/4) malam.

Kata Reonald, pihaknya akan mendalami peranan RA sebagai orang terdekat Iqbal. Apakah mengetahui rencana pembunuhan tersebut atau tidak.

“Kemarin pemeriksaannya belum masuk ke situ. Tapi kita bakal periksa lagi untuk pendalaman dan pengembangan,” ungkapnya.

Sementara, Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Budi Haryanto, mengatakan RA adalah teman dekat dari otak pelaku pada kejadian ini, yakni Iqbal Asnan. Pelaku merasa sakit hati karena korban mendekati RA.

“Tersangka dan RA ini adalah teman dekat. Dalam tanda kutip punya hubungan percintaan,” ujar Budi.

Publik kemudian dihebohkan dengan sosok RA ini. Wanita yang diperebutkan hingga menyebabkan kematian.

Kata Budi, pembunuhan terhadap Najamuddin sudah direncanakan sejak tahun 2020. Iqbal bahkan menggunakan jasa dukun untuk menghabisi korban.

“Mereka mencari dukun. Ada orang yang disuruh untuk melempar sesuatu di rumah korban tapi korban tidak meninggal. Akhirnya dia cari siapa yang bisa bunuh korban ini dan ketemu. Akhirnya terjadilah pembunuhan ini,” jelas Budhi.

Sementara pistol yang digunakan adalah milik tersangka SL, yang juga anggota polisi. Senjata itu dibeli lewat internet.

Polisi kemudian menelusuri lagi penjual senjata tersebut. Usut punya usut ternyata penjualnya adalah jaringan teroris.

Kata Budi, tersangka Iqbal memberi uang Rp85 juta ke SL usai menembak korban. Uang itu sebagai ungkapan terima kasih karena sudah membantu mengeksekusi korban.

(jun)

  • Bagikan