IAS Ingin Sapa 1,7 Juta Pendukungnya Saat Pilgub Lalu

  • Bagikan

ENREKANG, BKM–Bakal calon Gubernur Sulsel Ilham Arief Sirajuddin (IAS) kembali menyapa para pendukungnya bila dirinya tetap berminat untuk kembali bertarung sebagai calon gubernur pada pilgub Sulsel 2024 mendatang.
Niat IAS tersebut disampaikan saat bertemu dengan masyarakat di Kabupaten Wajo, Sabtu (16/4).
IAS menegaskan tekadnya maju di pilgub kendati baru saja dikalahkan DPP untuk memimpin DPD Demokrat Sulsel. “Jadi mohon doakan saya untuk diberi kesehatan dan kemampuan menjalani tekad saya ini. Maju sebagai calon gubernur 2024 tentu bukan hal mudah. Tapi sengaja saya tegaskan lebih awal agar masyarakat Sulsel yang ingin bersama, punya landasan untuk memberi saya masukan-masukan yang lebih terfokus,” terang IAS.
Yang menarik, buka puasa yang dilaksanakan di kediaman Ketua DPC Demokrat Wajo, Rahman Rahim, tidak satupun menunjukkan atribut yang berkaitan dengan Demokrat.
Pada pilgub 2014 lalu, IAS berpasangan dengan Aziz Qahhar Mudzakkar menghadapi pasangan petahana Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu’mang, IAS meraih 1,7 juta suara.
Sikap tegas IAS menyatakan akan maju di pilgub guna membangunkan kembali 1,7 juta suara yang pernah memilihnya di 2014 lalu.
Buka puasa bersama itu dihadiri sejumlah elite partai diantaranya anggota DPRD Sulsel Selle KS Dalle, Anggota DPRD Wajo, Sudirman Hameru dan eks DPRD Wajo, Muhammad Amin, Ketua Hanura Andi Syahrial Makkuradde, mantan Ketua PPP, Risman. Juga hadir mantan Ketua DPRD Tarakan, Salman Aradeng.

Sebelum ke Wajo, IAS berkunjung ke Kabupaten Enrekang.
Wakil Bupati Enrekang, Asman, menjamu IAS di rumah jabatannya, Jumat (15/4) malam.
Dalam jamuan itu, hadir Ketua DPP Himpunan Keluarga Massenrempulu (HIKMA), Andi Rukman Karumpa.
Salah satu topik pembicaraan adalah kemampuan bupati dan wakil bupati Enrekang menjadi figur pemimpin yang bisa menjaga keharmonisan sampai menjelang akhir masa jabatan.

“Kita harus menaruh respek terkait ini. Padu dan kompaknya kepemimpinan kepala daerah dan wakilnya, pasti berpengaruh terhadap stabilitas kinerja merekam. Soppeng juga sempat mempertontonkan kekompakan demikian,” terang IAS.
Menurut IAS, hanya ada dua persoalan yang selalu menjadi pemicu perpecahan tengah jalan kepala daerah dan wakilnya. Pertama adalah kemungkinan kepala daerah yang enggan berbagi fungsi dan kewenangan dan lainnya. Berikutnya adalah hasrat tak terbendung dan terburu-buru wakil untuk segera menjadi kepala daerah yang membuat sang wakil kerap offside.
“Kedua persoalan ini di mata saya bukanlah hal prinsipil. Apa susahnya sih berbagi? Apa susahnya sih bersabar sedikit? Dua pemicu itu, bergantian kerap menjadi sebab atau akibat,” terang IAS.
Lalu, apa rahasia sebenarnya keharmonisan itu? “Alhamdulillah sejauh ini, saya selalu mengalir saja. Seperti air yang mencari tempat terendah. Kejadian itu alami, dan saya selalu ingin begitu,” terang Asman.
Seperti diketahui, IAS menggelar safari Ramadan dilima kabupaten yakni Enrekang, Pinrang, Wajo, Soppeng dan Bone. (suka/rif/c)

  • Bagikan