BELOPA, BKM. FAJAR. CO.ID — Sebuah cerminan yang patut ditiru atas panggilan jiwa pasca bencana banjir dan longsor yang menimpa beberapa wilayah di Kabupaten Luwu atas kekompakan nasyarakat tanah Luwu.
Kesadaran atas kepedulian masyarakat Kecamatan Belopa Utara patut diberikan acuan jempol usai terjadinya bencana.
Mahasiswa Fak Hukum Unanda yang juga Aktifis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Unanda Aan Alfat menyampaikan saat pasca bencana yang terjadi di Kabupaten Luwu pada Jumat (3/5) ada delapan desa dan dua kelurahan yang ada di Kecamatan Belopa Utara semua mendirikan Posko pananggulangan bencana.
“Hal itu sebagai simbol sebuah kesadaran diri yang sangat luar biasa diperlihatkan dan terpanggil dengan sendirinya,” ucapnya.
Secara pribadi kata Aan bangga sebagai warga Belopa Utara melihat sikap dan antusias masyarakat Belopa Utara yang rela mengeluarkan dana pribadinya demi meringankan beban para warga terdampak bencana.
Hal ini sudah menujukan serta menghidupkan kembali kultur dan budaya, Sipammesa Mesa, Sipakatau, Sipakallebbi, dengan Slogam Wanua Mappatuo Naewai Alena.
“Semoga terus terlaksana sikap kepedulian yang kita cerminkan sebagai orang Luwu terpelihara,” tandas Aan. (Rls)