Prodi PAI STAI Yapis Takalar Gelar Kegiatan Cegah Perundungan

TAKALAR, BKM. FAJAR.CO.ID — Dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif, Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI ) YAPIS Takalar mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertema “Pencegahan Perundungan dan Tindak Kekerasan di Sekolah” di Masjid Al Fattah Mahyajatul Qurra’ Lassang baru-baru ini.

Sebagai pemateri, Syafriwana, S.Pd., M.Pd memberikan materi yang mendalam mengenai dampak negatif perundungan dan kekerasan di sekolah, serta strategi pencegahannya. Dalam pemaparannya, beliau menekankan pentingnya kesadaran seluruh pihak, termasuk siswa, guru, dan orang tua, untuk menciptakan suasana yang saling menghargai dan mendukung.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Ibu Musdalifah, S.Pd., M.Pd., kepala sekolah, yang dalam sambutannya mengungkapkan harapannya agar acara ini dapat mengedukasi semua peserta tentang pentingnya peran aktif dalam mencegah perundungan. Musdalifah juga menyoroti bahwa upaya ini harus dilanjutkan dengan tindakan konkret di sekolah.

Setelah sesi pencegahan perundungan, acara dilanjutkan dengan kegiatan Literasi dan Numerasi bagi pendidik. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mengajar dan memberikan pendekatan inovatif dalam pembelajaran. Para pendidik diajak untuk mengeksplorasi berbagai metode pengajaran yang dapat diterapkan di kelas.

Sesi Literasi berfokus pada pengembangan kemampuan membaca dan memahami teks, sedangkan sesi Numerasi menekankan pada kemampuan berhitung dan pemecahan masalah. Keduanya merupakan keterampilan dasar yang sangat penting bagi siswa untuk meraih sukses akademis.

Dalam diskusi yang berlangsung interaktif, peserta diajak untuk berbagi pengalaman dan tantangan yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Syafriwana memberikan berbagai contoh praktis dan teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar.

Kegiatan ini juga mencakup sesi tanya jawab, di mana para pendidik dapat mengajukan pertanyaan seputar materi yang disampaikan. Hal ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas dan mendalam mengenai topik yang dibahas.

“Melalui kegiatan ini, para peserta, baik siswa maupun pendidik, dapat lebih peka terhadap isu perundungan serta memiliki keterampilan yang lebih baik dalam mengelola proses belajar mengajar,” jelasnya.

Kegiatan ini merupakan langkah awal untuk membangun komunitas sekolah yang lebih aman dan nyaman bagi semua.

Melalui kolaborasi antara institusi pendidikan dan masyarakat, diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilakukan di masa mendatang untuk memastikan keamanan dan kenyamanan belajar di sekolah. Dengan adanya dukungan yang solid, upaya pencegahan perundungan dan peningkatan keterampilan pendidikan akan semakin optimal. (Rls)