‎Gubernur Sulsel dan UNM Kompak Dorong Transformasi Pendidikan di Era Digital Saat Dies Natalis ke 64

  • Bagikan

MAKASSAR, BKM.FAJAR.CO.ID — Puncak peringatan Dies Natalis ke-64 Universitas Negeri Makassar (UNM) menjadi panggung penting penegasan komitmen bersama antara UNM dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam membangun pendidikan yang progresif, inklusif, dan relevan dengan tuntutan zaman.

‎Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, dalam sambutannya memuji kontribusi UNM dalam mencetak generasi akademik dan tenaga pendidik yang mumpuni. Ia menilai, lambang mahkota pada logo UNM mencerminkan kematangan mahasiswanya.

‎"Kalau masih ada demo besar-besaran, harusnya bukan dari UNM. Karena sekarang era digital. Demo terbesar hari ini bukan lagi di jalanan, tapi di media sosial. Itulah realitas demokrasi digital," ucapnya.

‎Gubernur juga menguraikan program efisiensi dan realokasi anggaran pendidikan provinsi. Di antaranya, Rp230 miliar untuk perbaikan sekolah rusak berat, dan tambahan Rp150–200 miliar dari Kemendikbudristek. Pemprov Sulsel juga menerima DAK non-fisik Rp580 miliar, yang sebagian besar dialokasikan untuk digitalisasi layanan pendidikan dan pemerintahan.

‎"IT bukan hanya di sekolah, di pemerintahan pun kami transformasi. Bahkan kami terapkan Work From Anywhere (WFA) dan efisiensi listrik maksimal 70 persen," jelasnya.

‎Salah satu program terobosan yang digagas adalah penguatan dua bahasa asing, Arab dan Inggris, di seluruh sekolah di Sulsel. Gubernur berharap UNM ikut mendampingi agar program ini bisa menjadi indikator keberhasilan provinsi.

‎Tak hanya itu, Pemprov juga menyiapkan sekolah olahraga bertaraf internasional, dengan rencana mendatangkan pelatih dari klub Eropa seperti Ajax Amsterdam atau sekelasnya. Sekitar 30–50 siswa terbaik dari seluruh Sulsel akan dilatih selama 3 tahun. Jika tidak mendapatkan pelatih sesuai target, dana akan dialihkan untuk pembangunan infrastruktur jalan.

‎Gubernur menyebut bahwa sejak 2022, Pemprov Sulsel telah merancang skema pembangunan multi-years, termasuk anggaran untuk jalan Malino, Wajo, dan 100 embung pertanian, serta kolaborasi dengan Unhas dalam membentuk Center of Technology. Ia berharap UNM menyusul dengan membentuk Center of Education untuk memperkuat posisi Sulsel sebagai poros pendidikan Indonesia timur.

‎"Kami telah relokasi belanja rutin hingga Rp1 triliun. Ini semua demi masyarakat. Karena dari total populasi, hanya 0,3 persen itu ASN. Sisanya adalah rakyat. Maka pilihan saya selalu berpihak pada yang banyak," tegasnya.

‎Baik Rektor UNM maupun Gubernur Sulsel sepakat bahwa sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah adalah kunci menghadapi tantangan ke depan. Pendidikan bukan hanya urusan gedung dan kurikulum, tapi tentang membentuk masa depan bangsa dengan fondasi nilai, karakter, dan kompetensi global. "Universitas harus menjadi mesin nilai. Dan pemerintah siap menjadi mitra yang konkret," tuturnya.(Ita)

  • Bagikan