Wali Kota Makassar, Kapolrestabes, Dandim dan Kepala Daerah se-Luwu Raya Bersama Cari Solusi Damai

  • Bagikan

Ia menambahkan bahwa hanya sebagian kecil kejadian yang benar-benar terjadi, sedangkan mayoritas informasi yang viral adalah tidak benar.

"Berita di media sosial tampak begitu luar biasa seolah-olah situasi tidak terkendali, padahal faktanya tidak demikian. Karena itu, kami menyampaikan kepada masyarakat Luwu agar tidak terlalu khawatir," jelasnya.

Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana, menegaskan bahwa isu-isu menyesatkan itu tidak benar. Ia juga membantah adanya sweeping terhadap kendaraan berplat DP maupun mahasiswa asal Luwu Raya.

Pihaknya memastikan tidak ada sweeping terhadap mobil berplat DP atau terhadap mahasiswa dari daerah tertentu. "Itu murni hoaks, ulah provokator yang ingin membuat Kota Makassar tidak aman," tegasnya.

Ia pun memastikan kejadian yang memicu kekhawatiran masyarakat berasal dari kasus pribadi, bukan konflik antarkelompok. "Peristiwa yang terjadi beberapa hari terakhir berawal dari kasus penusukan dan penganiayaan terhadap salah satu warga Makassar," tuturnya.

"Kebetulan pelakunya berasal dari wilayah Luwu, tetapi ini murni persoalan pribadi, bukan kelompok," tambah Arya Perdana usai pertemuan.

Namun, lanjutnya, kasus tersebut kemudian berkembang di media sosial dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. Isu ini dipolitisir oleh provokator seolah-olah menjadi persoalan kelompok.

"Akibatnya, muncul reaksi dari pihak korban yang merasa tidak puas dengan proses penyelidikan, lalu melakukan aksi-aksi yang tidak bertanggung jawab, seperti memasang spanduk hingga melakukan sweeping di kampus," ujarnya.

Arya menjelaskan bahwa pihak kepolisian segera bertindak cepat. Beberapa orang sudah diamankan dan saat ini sedang menjalani pemeriksaan.

"Kami sudah menyampaikan kepada mahasiswa di Makassar agar tidak terprovokasi dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang bisa merugikan orang lain," tegasnya.

Selain itu, foto-foto korban yang beredar di media sosial, salah satunya gambar salah satu korban yang kepalanya luka parah akibat sweeping, sebenarnya adalah foto dari kasus tawuran geng motor sekitar seminggu lalu.

"Saat itu kelompok geng motor menyerang warga sipil. Pelakunya sudah kami tangkap, ada 23 orang diamankan, 10 di antaranya telah kami tahan, dan korban juga sudah mendapat perawatan," jelasnya.

Dia mengimbau masyarakat agar tidak mudah mempercayai dan menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.

"Berita yang belum pasti jika langsung dishare justru menjadi teror bagi masyarakat, menimbulkan ketakutan, dan memperburuk situasi. Kami minta semua pihak menahan diri," imbuh Arya.

Ia menutup dengan penegasan bahwa keamanan di Makassar tetap dalam kendali aparat. Polri bersama TNI dan pemerintah kota berkomitmen menjaga situasi tetap kondusif.

"Tentu perlu kondusif, tertib mahasiswa dari daerah mana pun kami pastikan bisa kuliah dan beraktivitas dengan aman di Makassar," pungkasnya. (rhm)

  • Bagikan