Idil menilai, proses verifikasi yang dilakukan oleh BGN melalui Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) cukup ketat. Terlebih lagi dari sisi penilaian tata letak bangunan, kesiapan peralatan dapur, sistem sanitasi hingga aspek keselamatan lingkungan.
"Jadi lambatnya progres sebagian pengajuan bukan karena kurangnya antusiasme, tapi memang karena tingginya kelayakan yang harus dipenuhi secara menyeluruh. Kami menilainya seperti itu," ujar Idil.
Namun demikian, Idil tak ingin putus asa. Baginya standar yang telah ditetapkan oleh BGN sangat transparan dan akomodatif, sekaligus tak ada tawar-menawar dari pihak-pihak tertentu.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada pihak BGN yang terus bekerja keras secara transparan, melakukan pendampingan dan bimbingan untuk pemenuhan standar nasional," imbuhnya.
Lebih lanjut, Idil mengajak semua pihak untuk menyupport BGN demi suksesnya pelaksanaan program MBG, terutama di daerah tercinta Bulukumba. Selain untuk pemenuhan gizi anak sekolah, program MBG punya banyak sisi positif.
"Mari sama-sama mendukung program MBG. Program ini juga berdampak pada sektor ekonomi masyarakat, serapan lapangan kerja dan mengurangi angka pengangguran, serta mendorong perputaran hasil pertanian lokal," jelas Idil.(ful)
