Mesakh Raymond Tanggapi Keluhan SPMB dan Infrastruktur: Semua Anak Harus Sekolah

  • Bagikan


‎MAKASSAR, BKM.FAJAR.CO.ID — Anggota DPRD Kota Makassar dari Fraksi PDI Perjuangan, Mesakh Raymond Rantepadang, menyerap langsung aspirasi warga dalam reses ketiga masa persidangan ketiga tahun anggaran 2024–2025, Senin  (23/6/2025).

‎Reses berlangsung di Jalan Dirgantara, Kelurahan Paropo, Kecamatan Panakkukang, yang merupakan wilayah dari daerah pemilihannya (Dapil 4: Panakkukang–Manggala). Sejumlah warga hadir menyampaikan berbagai persoalan, salah satunya menyangkut seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB) dan infrastruktur lingkungan.

‎Warga bernama Palebangan menyampaikan keresahannya terkait banyaknya anak-anak di wilayah Paropo yang kesulitan menembus kampus negeri melalui jalur SPMB.

‎"Anak-anak kami sulit tembus di kampus negeri, padahal nilai mereka bagus. Seperti di kampus UNM atau Poltek, banyak yang tidak lolos meski punya potensi," ungkap Palebangan.

‎Mesakh, yang dikenal vokal dalam urusan pendidikan, menilai hal itu sebagai masalah serius. Ia menegaskan, pemerintah kota dan DPRD harus aktif memfasilitasi agar anak-anak Makassar tetap bisa mengakses pendidikan tinggi, termasuk mendorong kerja sama dan kuota afirmasi bagi warga berprestasi.

‎"Jalur SPMB harus lebih transparan dan berpihak pada anak-anak yang punya potensi. Saya akan komunikasikan ini dengan kampus dan dinas terkait agar ada ruang khusus bagi warga Makassar," ujarnya.

‎Ia juga menyampaikan bahwa tidak boleh ada anak yang berhenti sekolah atau gagal lanjut pendidikan hanya karena sistem yang kaku.

‎"Kita harus pastikan, semua anak punya kesempatan. Kalau tidak lolos di jalur utama, ada alternatif seperti beasiswa atau jalur mandiri yang perlu kita kawal transparansinya," katanya.

‎Mesakh juga menyinggung pentingnya penambahan jumlah sekolah, terutama tingkat SMP dan SMA, agar daya tampung lebih merata.

‎"Kami sedang dorong pembangunan unit sekolah baru. Fasum-fasos yang tidak terpakai bisa dimanfaatkan, agar tidak ada lagi anak yang jauh-jauh sekolah," jelasnya.

‎Selain pendidikan, warga juga menyoroti masalah jalan rusak, lampu jalan yang minim, hingga drainase yang buruk. Mesakh menegaskan, seluruh aduan akan diteruskan ke dinas teknis.

‎"Aspirasi warga adalah prioritas kami. Masalah infrastruktur harus ditangani cepat karena menyangkut kenyamanan dan keselamatan warga," tandasnya.(ita)

  • Bagikan