Sirkulasi Mahasiswa Dalam Ruang yang Penuh Tekanan Antara Tugas,Pragmatisme dan Aktivisme

  • Bagikan

Ironisnya,ketiganya seringkali saling berbenturan.aktivisme menuntut waktu dan keberanian dalam memperjuangkan kebenaran yg ideal,tugas yg menuntut ketekunan dan kepatuhan,pragmatisme menuntut hasil dan efisiensi.mayoritas yang terpaksa memilih meninggalkan organisasi demi skripsi, mengurangi aksi demi pekerjaan,atau bahkan menyerah dan kehilangan idealisme nya.

Namun tidak sedikit pula yang mencoba menjembatani dan menjadikan tugas sebagai ruang pengembangan nalar kritis,menjalani kerja pragmatis dengan nilai nilai etis,dan menghidupkan aktivisme dalam bentuk bentuk yang kontekstual seperti diskusi kecil,konten edukatif, hingga advokasi berbasis data.

Inilah potret bagaimana sirkulasi mahasiswa hari ini yang penuh dengan tarik menarik bagaikan magnetik antara tanggung jawab akademik,kondisi finansial,dan idealis perubahan.mereka tidak hanya belajar di ruang kelas, tapi juga dalam ruang sosial yang menuntut keteguhan sikap. Dan di situlah,jati diri seorang mahasiswa diuji apakah ia akan terbawa arus atau menggiring arus.

Sebagai mahasiswa,kita perlu sadar secara kolektif,bahwa perlu membangun kesadaran kritis yaitu kemampuan untuk menempatkan diri secara konteks(refleksi diri),manajemen waktu dan kemampuan untuk memetakkan prioritas(urgensi).dengan kemampuan tersebut mahasiswa mampu bergerak dan mengkonsolidasikan nilai aktivisme ke dalam tugas akademik seperti menjadikan karya ilmiah sebagai instrumen advokasi.
Palopo,(*)

  • Bagikan