‎Kembali dari Beijing, Lurah Karuwisi Utara Raih Australia Awards Climate-Smart Agriculture

  • Bagikan


‎MAKASSAR,BKM.FAJAR.CO.ID -- Ade Reyhan Salman, Lurah Karuwisi Utara, setelah mewakili Indonesia dalam kegiatan multilateral “Seminar on Industrial Park Construction and Management for Developing Countries” yang diselenggarakan oleh Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok di Beijing dan Hangzhou pada 9–22 April 2025, kini terpilih sebagai salah satu penerima Australia Awards bertema “Climate-Smart Agriculture for Healthy and Sustainable Food Production.”

‎Seleksi peserta Australia Awards dilakukan berdasarkan merit-system dimana setiap kandidat dinilai secara adil berdasarkan kompetensi, potensi kepemimpinan, serta kecocokan dengan tujuan program.

‎Proses seleksi mencakup beberapa tahapan, dimulai dari penyaringan awal (shortlisting) dan peninjauan aplikasi, di mana hanya pelamar yang memenuhi kriteria kelayakan yang akan lanjut ke tahap berikutnya.

‎Aplikasi yang lolos kemudian dinilai oleh panel seleksi independen berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Kandidat yang berhasil melewati tahap ini akan diundang untuk mengikuti wawancara mendalam guna mengukur motivasi, kesiapan studi, kesesuaian tujuan pribadi dengan visi program, serta pemahaman terhadap isu atau substansi yang diajukan.

‎Pada akhirnya, sebanyak 25 kandidat terbaik dengan nilai tertinggi akan terpilih sebagai penerima awards
‎“Di tengah kunjungan kami ke Hangzhou pada 17 April 2025, kami menerima undangan untuk mengikuti virtual interview bersama panelis independen dan perwakilan Kedutaan Besar Australia, Wawancara ini merupakan tindak lanjut dari hasil seleksi shortlisted dan review yang kami terima pada 14 April 2025.” ujar Ade Reyhan kepada BKM saat ditemui diruang kerjanya.


‎Dalam sesi tersebut, Ade Reyhan mempresentasikan konsep dan gagasan mengenai Urban Farming dan Climate-Smart Agriculture, sekaligus menyampaikan bagaimana Pemerintah Kota Makassar memberikan perhatian serius terhadap pengembangan pertanian perkotaan sebagai bagian dari solusi keberlanjutan lingkungan dan ketahanan pangan.


‎Menurutnya, langkah ini sejalan dengan visi Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, yang mendorong pengembangan urban farming sebagai strategi penting menghadapi ancaman krisis pangan di wilayah perkotaan.

‎Hal ini terutama relevan di tengah pesatnya urbanisasi sekaligus sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat. Dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan, Pemkot Makassar mengembangkan berbagai skema pertanian perkotaan, termasuk penggunaan teknologi pertanian seperti hidroponik, vertical farm dan pemanfaatan pupuk organik.

‎Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menegaskan pentingnya masyarakat dapat memenuhi setidaknya 20 persen kebutuhan pangan mereka sendiri melalui praktik urban farming.


‎Diketahui kegiatan ini diselenggarakan oleh Pemerintah Australia dengan tujuan memperkenalkan praktik serta inovasi Pertanian Cerdas Iklim (Climate-Smart Agriculture/CSA) kepada para pembuat kebijakan, peneliti, dan advokat kebijakan.

‎Tujuan utamanya adalah meningkatkan keberlanjutan sektor pertanian dan produksi pangan di Indonesia sebagai respons terhadap tantangan perubahan iklim serta memperbaiki pengelolaan sumber daya pertanian.

‎Ade Reyhan akan berangkat ke Australia selama 2 minggu bersama 24 peserta lainnya dari berbagai institusi strategis, antara lain Kemenko Pangan, Kementerian Pertanian, Pusat Riset Tanaman BRIN, Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Bappenas, Kemendes PDT, Badan Keahlian Sekjen DPR RI, World Resources Institute (WRI), Iklim Terapan BMKG, Badan Keuangan Fiskal Kemenkeu, serta Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan BRIN.

‎Keberangkatan 25 peserta ini diharapkan dapat membangun jejaring dan pembelajaran dari Australia serta membuka peluang kolaborasi pengembangan Climate-Smart Agriculture di Indonesia dan sejalan dengan program prioritas Presiden Prabowo untuk memperkuat ketahanan pangan.

‎“Kota Makassar memiliki potensi besar menjadi percontohan dalam pengembangan urban farming yang adaptif. Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat membangun jejaring dan mengadopsi praktik terbaik dari Australia untuk diterapkan di tingkat lokal,” jelasnya

‎Pria yang saat ini berusia 27 tahun ini merupakan birokrat muda lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) angkatan 2019 yang mulai bergabung dengan Pemerintah Kota Makassar pada Mei 2023.

‎Ia pertama kali ditempatkan di Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah atau saat ini dikenal sebagai Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA), di mana ia turut terlibat dalam On The Job Training Penelitian Kebijakan dengan Pusat Pengembangan Kebijakan Pembangunan (P2KP) Universitas Hasanuddin yang didanai oleh Kementerian PPN/BAPPENAS.

‎Pada tahun 2024, Ade Reyhan dipercaya menduduki jabatan sebagai eselon IVa Lurah di Kecamatan Panakkukang, Makassar. Dalam perjalanannya sebagai aparatur sipil negara, ia juga pernah berkontribusi dalam program percepatan penanganan anak tidak sekolah (ATS) bekerja sama dengan Pemprov Sulawesi Selatan dan UNICEF.

‎Melalui pendekatan Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM), ia turut menginisiasi pengumpulan data berbasis desa/kelurahan untuk memetakan anak-anak yang tidak bersekolah secara akurat. Data tersebut kemudian menjadi dasar untuk mendorong reintegrasi mereka ke dalam sistem pendidikan formal maupun nonformal.

‎Tak hanya itu, meski masih terbilang baru, Ade Reyhan pernah dipercaya sebagai narasumber eksternal di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas pada tahun 2024 dalam acara PusbinTalk di Jakarta.(jar)

  • Bagikan