Setiap skenario mendapat evaluasi langsung dari narasumber, yang memberikan catatan penting terkait sikap, pilihan kata, kejelasan informasi, dan kemampuan mendengarkan secara aktif.
Apresiasi untuk para simulator sebagai bentuk penghargaan dan motivasi.
Sebelum penutupan acara, KPKNL Makassar memberikan cenderamata khusus kepada seluruh simulator dari empat kelompok simulasi.
Penyerahan cenderamata dilakukan secara simbolis oleh Goklas Tunggul Partoho, sebagai wujud apresiasi atas keberanian dan kontribusi aktif dalam mempraktikkan komunikasi pelayanan yang humanis dan solutif.
Kegiatan juga diramaikan dengan sesi ice breaking melalui permainan edukatif di platform Kahoot.id, dengan pertanyaan seputar materi yang telah disampaikan. Peserta dengan nilai tertinggi mendapatkan souvenir menarik dari panitia.
Sesi tanya jawab juga diikuti dengan antusias oleh peserta, dengan topik-topik praktis seputar tantangan komunikasi di lapangan:
Moch. Arif Wahyu L (Penilai), memberikan cara membaca karakter orang dalam waktu singkat saat bertugas.
Syamsul Ratu Loly (Jurusita PN) membawakan strategi mengelola emosi saat menghadapi debitur yang marah.
La Mili (Pelelang) memberikan cara menghadapi pengguna layanan yang menuntut informasi sensitif yang tidak boleh disampaikan.
Jawaban narasumber memberikan sudut pandang yang solutif dan membangun, dengan penekanan pada profesionalisme, etika komunikasi, dan perlindungan institusi sesuai regulasi.
Melalui kegiatan ini, KPKNL Makassar menunjukkan komitmennya dalam mendorong pegawai untuk terus mengasah keterampilan soft skills, membangun komunikasi yang beretika, dan menciptakan pelayanan publik yang lebih humanis di masa depan.(rls)