Dalam pelaksanaan salat Id, jemaah tampak terlihat khusu dan khidmat mereka ada yang terlihat sedih setelah ditinggalkan ramadan.
Dalam isi ceramah Idulfitri, Ustad Muh Riswan,S.Th.I lebih menekankan pentingnya pendekatan diri kepada Allah usai menjalankan ibadah puasa.
"Tetes air mata karena rasa sedih melepas kepagian Ramadhan, telah
bercampur rasa haru bahagia karena telah diberi kesempatan berkumpul bersama
keluarga. Bahagia suka cita karena diberi kesempatan merayakan hari lebaran
bersama-sama dengan orang yang terkasih dan yang tercinta,"ujar Muh Riswan dalam khutbahnya.
Dilain sisi pula, ada mata yang menangis sedih, tertunduk sambil mengingat
merenung, dimana sosok yang terkasih pada lebaran-lebaran sebelumnya masih
berjabat erat, dan memeluk tubuh dengan hangat namun kini tak lagi bersama
dengannya karena telah lebih dahulu menghadap kepada Tuhan. Terniang dan
terekam dengan jelas canda tawa dan kebersamaan dengan sanak saudara, suami,
isteri atau anak, dan cucu, namun kini sudah tak lagi.
Rasa sedih yang lebih mendalam, dirasakan oleh seorang anak yang
merayakan lebaran tanpa sosok ibu bapaknya. Mengalir deras kerinduan saat
mengenang terakhir berlebaran bersama, bersuka cita berangkat dengan penuh
bahagia, dimana tangan masih bisa berjabat dengan erat dan merasakan pelukan
yang penuh dengan kehangatan, memohon dan restu. tepi semua hal tersebut hanya
menjadi ingatan yang terikat oleh kerinduan yang mendalam. Hanya untaian doa
bersama kerinduann, semoga Tuhan mengumpulkan kelak di surganya nanti.
usai salat Id, jemaah melakukan silaturahmi dan bersalaman hingga makan bersama dipelataran Masjid Ar Rahman sambil nercengkrama.(war)