Afiq Naufal, salah satu aktivis yang hadir mengapresiasi pemikiran Tamsil, terutama dalam pendekatannya yang memadukan dua ideologi besar: Rahmatan lil ‘Alamin dan Politik Kehadiran.
"Pak Tamsil menganut dua ideologi besar: Rahmatan lil ‘Alamin dan Politik Kehadiran. Ia ingin politik bukan sekadar instrumen kekuasaan, tetapi benar-benar hadir sebagai rahmat bagi semua, sebagaimana mestinya," ujar Afiq.
Diskusi yang berlangsung di Ruang Senat Mahasiswa ini menjadi momentum bagi para pimpinan himpunan dan Presiden BEM untuk menyampaikan aspirasi mereka secara langsung. Tamsil Linrung menegaskan bahwa ia akan terus mendorong politik yang lebih inklusif, transparan, dan berpihak pada rakyat.
“Politik harus menjadi ruang bagi ide dan keberanian, bukan sekadar arena bagi kepentingan segelintir orang," pungkasnya.
Sebagai bagian dari Masa Reses III Tahun 2025, Tamsil Linrung akan terus melakukan pertemuan dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswa dan aktivis, untuk menyerap aspirasi yang lebih luas.
Dalam acara ini, Tamsil didampingi oleh sejumlah Staf Ahli DPD RI. Turut hadir seluruh pimpinan himpunan mahasiswa serta Presiden BEM, juga Wakil Dekan Kemawasiswa Fakultas Ilmu Sosial UNM.(*)