Samsir menjelaskan, calon ketua Askab tidak mesti harus diukur dengan berlatarbelakang pengusaha yang punya modal besar. Namun, yang lebih penting sebenarnya adalah paham tentang sepakbola, dan punya keinginan untuk memajukan sepakbola.
Sebab, kata dia lagi, sangat disayangkan Bulukumba yang nama besar, namun tidak mampu mencetak pemain profesional.
"Coba kita liat Bantaeng, dia bisa berkembang karena niatnya memang mau memajukan sepakbola. Nah, yang buat kita tidak maju jika organisasi ini kita jadikan sebagai bisnis. Itu bikin hancur sebuah organisasi sebenarnya," jelas Samsir.
Direktur Kompetisi Liga Pelajar Indonesia (LPI) Zona Bulukumba, Saiful Alief Subarkah, menyampaikan harapannya agar pemimpin baru dapat membawa perubahan positif bagi persepakbolaan di Bumi Panrita Lopi.
"Harapannya, Ketua Askab PSSI terpilih bisa membawa sepak bola Bulukumba lebih maju, terutama agar klub-klub lokal bisa berlaga di kompetisi nasional PSSI,” ungkap Saiful.
Dia juga menyoroti pentingnya pembinaan usia dini melalui kompetisi seperti Piala Soeratin dan turnamen kelompok umur. Ke depannya, Saiful berharap Liga Pelajar Indonesia tingkat SMA/SMK menjadi agenda rutin Askab PSSI Bulukumba untuk menjaring talenta muda berbakat.
"Kongres ini adalah harapan baru untuk kebangkitan sepak bola Bulukumba. Mari manfaatkan kesempatan ini dengan menjaga sportivitas dan memilih pemimpin yang tepat,” tutupnya. (*)