Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi

  • Bagikan

Aksiologi
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani axios yang berarti "nilai" dan logos yang berarti "ilmu" atau "kajian." Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari nilai, termasuk nilai moral, estetika, dan praktis. Dalam filsafat ilmu, aksiologi membahas tentang tujuan ilmu pengetahuan dan dampaknya terhadap kehidupan manusia.
Aksiologi menjawab pertanyaan seperti "untuk apa pengetahuan digunakan?" dan "apa nilai atau manfaat pengetahuan bagi masyarakat?" Dalam konteks ini, ilmu pengetahuan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk memahami dunia, tetapi juga sebagai alat untuk menciptakan perubahan positif, menyelesaikan masalah, dan meningkatkan kualitas hidup manusia.
Misalnya, dalam bidang komunikasi dan penyiaran Islam, aksiologi menuntut para peneliti untuk memastikan bahwa hasil kajian mereka memiliki dampak yang konstruktif, seperti meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai moral dan etika Islam, serta mempromosikan komunikasi yang harmonis dalam masyarakat multikultural.
Ketiga konsep ini saling terkait dalam kerangka filsafat ilmu. Ontologi menentukan apa yang dapat dikaji (realitas), epistemologi menentukan bagaimana cara mengetahui atau memahami realitas tersebut, dan aksiologi menentukan nilai dan tujuan dari pengetahuan yang dihasilkan. Sebagai contoh, seorang peneliti yang mengkaji pengaruh media sosial terhadap moralitas anak-anak (ontologi) perlu menggunakan metode yang valid untuk memperoleh data yang relevan (epistemologi) dan memastikan bahwa hasil penelitiannya memberikan kontribusi bagi perbaikan masyarakat (aksiologi).
Ontologi, epistemologi, dan aksiologi adalah tiga pilar utama dalam filsafat ilmu yang membentuk dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Ketiganya memberikan panduan bagi peneliti dalam memahami realitas, memperoleh pengetahuan, dan memanfaatkan pengetahuan tersebut secara bertanggung jawab. Dalam konteks komunikasi dan penyiaran Islam, memahami ketiga konsep ini penting untuk menghasilkan kajian yang tidak hanya ilmiah, tetapi juga bermakna dan bermanfaat bagi masyarakat. (rls)

Prof Dr. Mustari Mustofa, M.Pd
Andi Fadhilahtunnisa

  • Bagikan