DIERA digital, fakta dan kebenaran menghadapi tantangan baru yang belum pernah terjadi sebelumnya. Fakta, yang semestinya bersifat objektif dan dapat diverifikasi, kini sering kabur di tengah derasnya informasi yang mengalir melalui media sosial dan platform online. Dalam dunia yang serba cepat ini, misinformasi dan hoaks menyebar dengan begitu mudah, memanfaatkan algoritma yang sering kali lebih mengutamakan keterlibatan pengguna daripada validitas informasi.
Akibatnya, banyak orang kesulitan membedakan antara fakta yang dapat dipertanggungjawabkan dan narasi yang sekadar menarik perhatian. Tantangan utama kita di era digital adalah memastikan bahwa fakta tetap menjadi landasan utama dalam membangun opini publik dan pengambilan keputusan.
Kebenaran di era digital menjadi konsep yang semakin kompleks.
Dalam filsafat ilmu, kebenaran bukan hanya soal kesesuaian antara pernyataan dan realitas, tetapi juga relevansi dan dampaknya dalam kehidupan. Di dunia maya, narasi yang berbeda sering kali menciptakan "kebenaran" versi masing-masing pihak, tergantung pada bagaimana informasi tersebut dibingkai dan disebarkan.
