MAKASSAR,BKM.FAJAR.CO.ID- Ketua Bidang (Kabid) Investasi dan Hubungan Antar Daerah BPD Himpunan Pengusaha Muda (HIPMI) Sulawesi Selatan, Irfandi Tawil Tenri menyikapi soal dampak ekonomi masyarakat terhadap kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen di tahun 2025.
Dia menyebut adanya pro-kontra peluang dan tantangan terhadap kenaikan PPN tersebut.
Menurut pria yang akrab disapa Irfan, pemerintah yang baru saja menetapkan kenaikan PPN menjadi 12 persen, bukan keputusan secara tiba-tiba. Namun kata dia, butuh pertimbangan dan kajian mendalam terkait dampak ekonomi global.
"Pandemi COVID-19 baru saja kita lewati dan bisa dirasakan begitu dahsyatnya tantangan baru buat Indonesia. Bahkan disaksikan bersama dunia dalam pusaran musibah kesehatan, sosial hingga perekonomian," kata Irfan kepada Berita Kota Makassar, Kamis (26/12).
Dengan kejadian ini, kata Irfan lagi, Indonesia tetap mampu menunjukan ketahanan yang luar biasa. Dia pun berpandangan, ekonomi Indonesia relatif aman jika dibandingkan dengan beberapa negara lainnya.
Irfan mengemukakan, kondisi naiknya PPN akan berpengaruh terhadap inflasi dan daya beli masyarakat yang menurun. Di satu sisi kenaikan PPN sangat berdampak kepada masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah.