MAKASSAR,BKM.FAJAR.CO.ID--“Jangan pernah menyalahkan keadaan. Nikmati dan syukuri segala pemberian yang Maha Kuasa, sebab kesyukuran merupakan keindahan yang tiada tara”. Sepenggal kalimat penyemangat spontan terucap dari Joko Hermanto (31 thn), sosok pedagang siomay keliling yang beralamat di Desa Cendana Putih Kecamatan Mappedeceng Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan.
Anak ke dua dari pasangan Selamet Riyadi dan Wiwi widyarsih sejak lahir mengalami disabilitas fisik. Namun bagi Joko sapaan akrabnya, meski memiliki keterbatasan fisik, dibagian kaki menggunakan prothese, dan dibagian lengan (tangan) juga mengalami hambatan dalam beraktifitas secara maksimal, tetapi Joko tidak pernah berputus asa dengan keadaan yang ia alami. Justru dengan keterbatasannya, menjadi pelecut dan motivasi untuk bisa hidup mandiri, dan tidak menjadi beban lagi bagi keluarganya.
Sebelum jualan siomay, ia sempat menjadi karyawan swasta disalah satu Perusahaan provider sebagai teknisi pemasangan wifi dan mendapatkan gaji sekitar 1,5 sampai 1,8 Juta perbulannya. Selain itu, dirinya juga menerima jasa service Air Conditioner (AC), dan service barang-barang elektronik lainnya. keterampilan mengutak atik elektronik ia dapatkan saat mengikuti layanan rehabilitasi sosial di Sentra Wirajaya Makassar yang saat itu masih bernama Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya (PSBDW) pada tahun 2013.
Mendapatkan bantuan motor roda tiga dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI melalui Sentra Wirajaya pada tahun 2021 silam. Joko mulai membuka usaha jualan siomay, meskipun awal-awalnya ia pernah mencoba jualan sayur, namun tidak berlangsung lama, karena tidak sesuai harapannya. Sehingga ia mulai mencoba usaha jualan siomay.