Selain keluarga besar promovendus, juga hadir Prof. Dr. Anregurutta K.H. Hamzah Harun Al-Rasyid, MA yang merupakan Ketua PW NU Sulsel, Anregurutta KH. Syam Amir Yunus, SQ, pimpinan Ponpes Al Imam Ashim, Syekh H Jamaludin Tunru, Mursyid Thariqat Haqiqah Muhammadiyah, Anregurutta K.H. Ahmad Munir, Lc., M.Ag, wakil pimpinan ponpes DDI Takkalasi serta H Kasman Galib, politisi Golkar Kabupaten Bone. Hadir pula sejumlah pimpinan ormas dan undangan lainnya.
Dihadapan penguji, Amiril memaparkan hasil penelitiannya dengan konsep moderasi beragama yang diambil dalam kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS berpijak dari anggapan Nabi Musa AS bahwa dirinya paling benar dan paling pandai sehingga mendapat teguran dari Allah SWT Nabi Musa AS diperintahkan untuk berguru kepada Nabi Khidir AS. Perasaan yang merasa paling benar dan pintar inilah yang menjadi cikal bakal munculnya ekstrimisme dan radikalisme pada seseorang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis konsep pendidikan moderasi beragama yang terkandung dalam kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berbasis library research dengan kajian teks Al-Qur’an dan tafsir yang relevan serta konsep Pendidikan Islam dan Pendidikan umum/karakter untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS dalam Surah Al-Kahfi. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data tersebut adalah: pertama, mengidentifikasi dan menghimpun konsep pendidikan moderasi beragama yang terdapat dalam ayat-ayat tersebut. Kedua, menganalisa konsep-konsep tersebut melalui metode deskriptif dengan membandingkannya bersama teori-teori pendidikan yang telah ada dan penjelasan-penjelasan dalam kitab tafsir dan kitab lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS dalam Surah Al-Kahfi didapatkan konsep pendidikan moderasi beragama yang variatif dan holistic yaitu: pertama konsep moderasi beragama yang senafas dengan konsep pendidikan Islam a) Uswah (Keteladanan), b. Metode Kisah, dan c. Konsep Dialog, Kedua konsep pendidikan moderasi beragama yang sejalan dengan konsep pendidikan umum/karakter a. inquiry based learning, b. Integrasi Ilmu dan c. Teori pendidikan karakter oleh Doglas P Superka.
Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memperkaya pemahaman tentang pendidikan moderasi beragama dalam Islam yang diharapkan dapat menjadi referensi bagi pendidik, pengambil kebijakan, dan masyarakat dalam mengembangkan pendidikan yang inklusif, menghormati perbedaan, dan mendorong kehidupan harmonis antar umat beragama. (Rls)