Trah GTN Ingin Sejarah Masuknya Islam di Sulsel jadi Agenda Tahunan

  • Bagikan


Kegiatan ini juga harus menjadi perhatian utama bagi seluruh lembaga adat kerajaan yang ada di Gowa, Tallo dan Sanrobone. "Terkhusus juga Pemprov maupun Kota dan kabupaten karena ini mengenang sejarah yang sangat penting,"tuturnya.


Dia bercerita, 22 September kurang lebih 400 tahun lalu, dua raja besar kesultanan Gowa Tallo mengislamkan Sulsel dan Indonesia Timur. "Jadi resmi menjadikan Islam sebagai agama masyarakat, agama kerajaan yang pada saat itu. Alhamdulillah pada saat itu diterima dengan baik oleh mayoritas kerajaan,"ucapnya.


Selain untuk menghormati masuknya Islam, peringatan ini, kata dia juga untuk menghormati tokoh yang memainkan perannya di kawasan Indonesia Timur.


Sementara itu, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unhas, Dr Supratman menilai, apa yang dilakukan komunitas Trah GTS dengan membedah islamisasi di Sulsel sangat mencerahkan dan revolusioner.
"Karena diinisiasi oleh masyarakat yang ternyata memberikan banyak informasi baru yang inovatif dan sangat penting untuk diketahui. Tidak hanya akademisi tapi seluruh masyarakat di Sulsel demi untuk pencerahan dan juga pengembangan kapasitas individu maupun masyarakat,"tuturnya.


Hadir sebagai pemateri lain, yakni Hamzah Achmad Karaeng Nyau yang memaparkan data-data primer bersumber dari lontara bilang dan Patturioloang Gowa Tallo dalam menjelaskan sejarah islamisasi Kesultanan Gowa Tallo oleh Sultan Abdullah Karaeng Matowayya.


Karaeng Nyau juga meminta seluruh keluarga besar GTS dan pemerhati budaya sebaiknya merujuk pada data primer. Begitu pula dengan Nasruddin Karaeng Situju yang meminta semua konsisten berbicara budaya merujuk pada data-data primer dari lontara kerajaan. (rif)

  • Bagikan

Exit mobile version