"Jadi teman Pompessi yang banyak uangnya, mereka berburu besi ini dan sudah ada beberapa kami kembalikan namun ada juga yang sudah tidak mau kembali karena besi Luwu ini sudah sangat terkenal," bebernya.
Ia berharap kepada pemerintah dan PT. Vale melalui momentum ini, bisa melanjutkan semangat teman-teman Pompessi dengan membangun sebuah Galery.
"Insha Allah, semua yang kami pajang di festival ini, nantinya bisa kami simpan di Galery tersebut dan bisa menjadi objek wisata dan objek kunjungan wisatawan dari luar," harap Syaiful.
Pembukaan Festival ini ditandai dengan pengguntingan pita didepan pintu Hall Pameran sekaligus melihat-lihat benda pusaka yang ada didalam Hall tersebut.
Selanjutnya mengunjungi Etalase Pusaka dan Tenda Ekraf/UMKM dari 11 kecamatan se-Kabupaten Luwu Timur dan melihat Atraksi Panre Besi.
Festival Jejak Peradaban Besi Luwu adalah contoh nyata kolaborasi antara pemerintah dan DPP Pompessi dalam melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya lokal. Semoga acara ini dapat terus berlangsung dan berkembang menjadi ikon budaya Luwu Timur yang dikenal luas.
Turut hadir Ketua Pengadilan Negeri Malili, Hyka Deriyansi Asril Putra, Asisten Administrasi Umum, Nursih Hariani, Kepala OPD, Camat Nuha beserta jajaran, Management PT. Vale, Lurah Magani, Perwakilan Pemerhati Pusaka atau Polobessi se Sulawesi Selatan, Tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh adat. (Humas)