Penari Cilik Andi Batari Kusuma Bau Ummu Meriahkan Hari Tari Dunia di Makassar

  • Bagikan

MAKASSAR,BKM.FAJAR.CO.ID-- Tabuhan Tunrung Pakanjara yang menggelora mengiringi empat orang penari berbaju bodo putih dengan langkah pelan memasuki panggung dengan menutupi wajahnya dengan kipas daun lontar.

Hal itu, membuat suasana menjadi sakral. Belum selesai kejutan untuk penonton, tiba-tiba diantara iringan penari dewasa muncul penari cilik dengan kipasnya. Tepuk tangan dan sorak langsung bergemuruh dari tribun penonton.

Hari Tari Dunia yang diperingati setiap tanggal 29 April tahun ini dimeriahkan oleh penampilan istimewa dari seorang penari yang bisa dibilang termuda di Makassar, Andi Batari Kusuma Bau Ummu, yang akrab disapa Bau Ummu.

Di usianya yang terbilang masih balita 3,5 tahun, Bau Ummu mencuri perhatian penonton dengan gerakannya yang lincah dan penuh semangat dalam membawakan Tari Ma'lino karya maestra Tari Sulsel Andi Ummu Tunru yang merupakan neneknya. Tari Ma’lino sendiri merupakan karya tari hasil re-interpretasi sang maestra dari falsafah tari klasik Sulawesi Selatan, Pakarena.


Penampilan Bau Ummu memeriahkan Perayaan Hari Tari Dunia yang diselenggarakan oleh Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar (UNM) di Monumen Mandala. Acara ini dihadiri oleh dosen, alumni, dan mahasiswa Fakultas Seni dan Desain UNM serta masyarakat umum.

Bau Ummu bukan sembarang penari cilik. Lahir dari keluarga seniman Sulawesi Selatan, Bau Ummu memiliki bakat menari yang sudah terlihat sejak kecil. Ayahnya, Andi Redo, adalah penggiat seni pertunjukan dan pimpinan dari Lembaga Seni Budaya Batara Gowa. Ibunya, Nur Asma Syukur, adalah seorang penari dan koreografer.

Kakek dan nenek Bau Ummu adalah pasangan maestro seni Sulawesi Selatan Basri Baharuddin Daeng Sila dan Andi Ummu Tunru yang mendirikan grup seni Batara Gowa dan Kampung Seni Baruga Kaluarrang. Di kampung seni inilah Bau Ummu biasa berlatih tari ketika mendampingi aktivitas orang tuanya.

Menurut Andi Redo, ayah Bau Ummu, bakat menari putrinya muncul secara alami tanpa paksaan. Bau Ummu sering mengamati ketika ibu dan anggota Batara Gowa latihan dan pentas, dan ia pun ingin ikut menari. Kemampuannya menari pun berkembang pesat untuk anak seusianya.

"Ummu tidak pernah dipaksa untuk menari. Dia belajar menari dengan sendirinya, dengan mengamati mamanya dan kakak-kakak di Batara Gowa menari," kata Andi Redo. "Padahal Tari Ma’lino ini merupakan tarian yang dengan tingkat kesulitan yang tinggi bahkan untuk penari dewasa sekalipun".

  • Bagikan

Exit mobile version