Ketiga, dari 591 orang sasaran anak Baduta stunting, terdapat sasaran 97 anak yang telah lewat umur 2 tahun atau sekitar 16.4%. Namun demikian anak tersebut tetap mendapatkan PMT pangan lokal sampai 90 hari makan.
Dari data tersebut di atas, kesimpulan yang bisa diambil kata dr. Amrullah adalah pemberian PMT pangan lokal bagi anak Baduta Stunting menunjukkan kemajuan penanganan, yaitu dari sasaran 591 orang anak Baduta Stunting, didapatkan Kenaikan Berat Badan 330 orang anak, yang mencapai Status gizi Pendek 239 anak dan Status gizi Normal 65 orang anak serta terdapat 97 anak yang telah lewat 2 tahun namun tetap mendapatkan PMT sampai 90 hari makan.
Diketahui untuk melakukan penanganan Stunting, Pemerintah Kabupaten Bulukumba membuat kebijakan dengan intervensi spesifik yang fokus kepada sasaran 1000 Hari Kehidupan Pertama (HPK), yaitu intervensi yang diberikan kepada ibu hamil sampai anak bayi di bawah dua tahun.
Hal ini dilakukan mengingat periode 1000 hari pertama kehidupan anak dikenal sebagai periode emas pertumbuhan anak atau pada masa itu pertumbuhan otak anak sangatlah pesat sehingga, apa pun yang diterimanya dalam periode emas ini akan berdampak pada masa depannya kelak.
intervensi spesifik itu berupa penanganan gizi dan kesehatan kepada sasaran beresiko stunting yaitu berupa pemberian makanan tambahan (PMT) dan susu tumbuh kembang yg mengandung gain 100 untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan Baduta yang terindikasi stunting.
Begitu pula untuk ibu hamil yang status KEK diberikan susu ibu hamil. Ini penting sebab ibu hamil yang terindikasi KEK akan berpotensi melahirkan anak stunting.
Adapun pendanaannya bersumber dari Baznas Bulukumba dan selanjutnya dilanjutkan oleh Pemerintah Kabupaten Bulukumba selama 2 bulan oleh Dinas Kesehatan.(*)