Dalam sesi tersebut, Aira diperkenalkan tentang plastik, biosfer dan ecobrick. Dari polusi jadi solusi mengurangi konsumsi kita terhadap penggunaan plastik. Menggunakan bahan-bahan yang terurai secara organik,"ungkap Aira.
Sederhananya, lanjut Aira, Ecobrick itu adalah botol plastik yang penuh berisi penuh segala jenis plastik bekas yang bersih dalam keadaan kering di kepak menggunakan stik dari bambu ke dalam botol hingga mencapai kepadatan tertentu.
Fungsinya sebagai balok bangunan yang dapat digunakan berulang-ulang. Dan penggunaan ecobrick terbaik adalah, membangun ruang hijau komunitas.
"Ecobrick yang telah dibuat sebanyak mungkin, dikumpulkan bersama material lokal yaitu tanah lempung, pasir, jerami untuk membangun area hijau yang cantik dan memperkaya biosfer,'jelas Aira yang pernah terpilih menjadi Duta Zero Waste di MIWF Benteng Rotterdam tahun 2019.
Menyangkut pengalaman dan kecintaan Aira di bidang lingkungan hidup, semuanya tak lepas dari peran kedua orangtuanya, yaitu Yusran dan Indrawati.
Sejumlah even environment pun Aira dipercaya menjadi narasumber di berbagai kegiatan pelatihan lingkungan hidup, seperti Speaker Maritime Leadership Camp 2021 by The Floating School, Speaker Maritime Leadership Camp 2022, dan berbagai kelas pelatihan di tingkat organisasi lingkungan hidup maupun kampus ke kampus di Sulawesi Selatan.
Lokasi berkegiatan-nya pun terbilang unik. Karena mulai dari kampus Universitas Hasanudin, UNM, di lokasi air terjun Pumbunga, Kabupaten Maros, kaki Gunung Bawakaraeng Kabupaten Gowa, tepi Sungai Jeneberang, Hutan Bambu Alu di Kabuoaten Polman, Rumah Baca Nusa Pustaka di Sulawesi Barat.
Hingga menjadi pemateri dalam rangka Asian Medical Students Exchange Program (AMSEP) Indonesia for Taiwan tahun 2019 di SMA Katolik Rajawali Makassar. (*)