MASYARAKAT Indonesia pasti tidak asing dengan kudapan yang bernama kerupuk. Kerupuk hampir ada sebagai pendamping atau kudapan sajian makanan dengan jenis yang beragam. Dikutip dari penulis buku Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia, Fadly Rahman, menyebutkan bahwa kerupuk sudah ada dalam naskah Jawa Kuno sebelum abad ke-10 Masehi. Menilik sejarahnya pula, kerupuk diyakini berasal dari Tiongkok dan telah diperkenalkan di Indonesia sejak abad ke-7 atau ke-8 oleh para pedagang Tiongkok. Kerupuk menjadi populer karena kemampuannya bertahan dalam waktu lama dan menjadi camilan yang praktis. Dengan begitu dapat dipahami bahwa kerupuk sudah menjadi makanan pendamping masyarakat Indonesia sejak dahulu kala.
Kerupuk tidak hanya menjadi makanan ringan yang disukai di Indonesia, tetapi juga memiliki peran penting dalam tradisi dan budaya. Kerupuk sering kali menjadi pelengkap hidangan utama, terutama dalam acara-acara spesial seperti perayaan pernikahan, lebaran, atau tahun baru Imlek. Masyarakat Indonesia juga memiliki beragam jenis kerupuk, seperti kerupuk udang, kerupuk melarat, kerupuk kulit, dan banyak lagi. Adapun inovasi baru dari jenis kerupuk adalah dari kulit pisang.
Kulit pisang merupakan hasil samping dari pemanfaatan pisang yang tidak kalah kandungan gizinya. Kulit pisang yang kebanyakan orang tahu hanya menjadi limbah ternyata mengandung serat yang cukup tinggi, vitamin C, B, kalsium, protein, dan karbohidrat. Berkat era inovasi kuliner yang terus berkembang maka kerupuk kulit pisang juga mengalami transformasi menjadi olahan yang lebih kreatif dan menarik.
Pemanfaatan dan pengolahan kulit pisang menjadi kerupuk juga membantu dalam upaya pengurangan limbah.
Hal ini juga memunculkan peluang usaha yang menarik bagi masyarakat. Permintaan untuk kerupuk kulit pisang terus meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran akan makanan sehat dan minat konsumen terhadap camilan alami dan berbahan dasar organik.
Konsumen semakin mencari alternatif camilan yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Ini menciptakan peluang besar untuk memasuki pasar kerupuk kulit pisang dan mendapatkan keuntungan dari popularitasnya yang terus meningkat.
Adapun pembuatan kerupuk kulit pisang membutuhkan bahan baku yang mudah didapat dan tergolong murah. Bahan utama yang diperlukan yaitu kulit pisang, air kapur sirih, tepung beras, gula pasir, minyak goreng serta berbagai bumbu tabur.Proses pembuatan keripik kulit pisang membutuhkan beberapa langkah seperti pembersihan kulit pisang, perebusan, perendaman, pemotongan dan penggorengan. Bahan yang mudah didapat serta proses pembuatan yang cukup mudah seharusnya menjadi kesempatan besar untuk terus berinovasi.