Simpul Relawan Anies Makin Masif Sosialisasikan Bacapresnya

  • Bagikan


Menyangkut bakal calon wakil presiden, Ramli mengatakan, hal itu menjadi domain partai politik dan Anies. Apalagi, kata dia, tiga partai politik telah bulat menyerahkan sepenuhnya kepada Anies untuk menentukan sosok bakal calon pendamping dirinya di pemilihan presiden.


"Kami juga tidak pusing soal wakil karena itu bagian para elit partai," imbuh Ramli.
Direktur Eksekutif Parameter Publik Indonesia Ras Md yang menjadi pembanding dalam Ngobrol Politik bertajuk Anies di Tengah Pusaran Koalisi Besar, menyatakan pada Pilpres 2024, Anies Baswedan memiliki tantangan tersendiri proses pencalonan dirinya sebagai capres. Menurut dia, sebagai antitesa dari pemerintahan Joko Widodo, Anies akan berusaha untuk dijegal atau dicarikan lawan yang sepadan bahkan mengalahkan Anies pada 14 Februari 2024.


"Wacana koalisi besar itu merupakan upaya agar Anies tidak memenangkan pertarungan," ujar Ras.


Menurut dia, peluang Anies menjadi capres tergantung partai koalisi. Hanya saja sebagai bentuk perlawanan, pemerintah melakukan berbagai upaya membangun kekuatan besar sehingga akan membuat Anies kewalahan.
"Luar biasa kekuatan koalisi dibentuk Pemerintah, pasti Anies dikepung. Karena Secara geopolitik dan hitungan kalkulasi Anies akan mengalami kewalahan," ujar dia.

.
Hanya saja, menurut Ras, peluang Anies untuk menang dalam Pilpres juga terbuka lebar. Syaratnya, terdapat tiga pasang calon presiden dan wakil presiden. Bila skema pencalonan head to head, maka Anies akan sangat kesulitan untuk menang.
"Apalagi kalau misalnya kalau pasangan Ganjar-Prabowo menjadi lawan Anies, maka sulit dibayangkan Anies bisa keluar sebagai pemenang," kata dia.


Ras Md menilai, sangat wajar PDI Perjuangan diprediksi akan segera bergabung dengan Koalisi Besar yang terdiri PAN, Gerindra, PKB, Golkar dan PPP ini. Menurut dia, dalam konteks itu, publik bersepakat bahwa koalisi besar ini akan terwujud dengan mudah karena yang bergabung adalah semua partai politik pendukung Jokowi di Pemerintahan.


"Saya melihat simulasi-simulasi capres diisyaratkan pak Jokowi sebagai inisiator agenda koalisi besar. Maka melihat peta ini, seakan disatukan Prabowo dan Ganjar," tururnya.


Ras juga berpendapat, terbentuknya koalisi besar juga tidak serta merta bisa terwujud. Akana banyak friksi yang bisa menggagalkan wacana tersebut. Salah satunya, partai-partai besar nantinya di koalisi itu tak akan mendapat kata sepakat dalam menentukan sosok bakal calon presiden dan wakil presiden.


Dia juga melihat, wacana pembentukan koalisi besar tidak terlepas dari upaya untuk membendung kekuatan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang terdiri Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Adanya wacana koalisi besar tujuanya menghalangi Anies sebagai Capres 2024. Tapi, ini bisa berbahaya bagi kelompok pemerintah ke depan. Karena berbagai kepentingan," jelasnya.


Disebutkan, kalau soal kerja-kerja relawan ia melihat selama ini relawan ARB cukup baik terorganisir secara sistematis. Dari waktu ke waktu banyak relawan bergabung.
"Apalagi idealisme terjaga. Interval waktu saat ini ini adalah soal sosialisasi dan terus menggalang dukungan ke Anies," ujar Ras.


Adapun Ketua Forum Pemred Fajar Grup, Suwardi Thahir menyatakan pers terus mengikuti dinamika yang terjadi sebagai bagian dari upaya mengawal proses demokrasi menjelang Pemilu 2024. Dia mengatakan, wartawan selalu hadir secara profesional dan proporsional dalam memberikan informasi dan edukasi politik kepada masyarakat.


"Informasi politik sangat beragam dengan tingkat dinamika yang cukup tinggi. Itu sebabnya, kami selalu mengimbau kepada teman-teman wartawan untuk menciptakan pemberitaan yang mendukung pada proses demokrasi yang bersih dan bermartabat," ujar Suwardi. (*)

  • Bagikan