Menurutnya, mayoritas responden kajian memiliki rencana investasi (will explore dan likely to invest) di Sulawesi Selatan dan di Indonesia dalam tiga tahun mendatang dengan manufaktur sebagai sektor yang paling diminati.
Hasil kajian tersebut juga mengkonfirmasi pentingnya peran rekomendasi investasi (dari pemerintah, kolega bisnis ataupun Lembaga konsultan swasta) sebagai mediator antara dimensi PESTEL dan keputusan investor dalam menanamkan modalnya.
"Selain itu, terbangunnya kerjasama investasi dengan negara asal investor berpotensi meningkatkan peluang investor asing menanamkan modalnya di Sulawesi Selatan," ungkap lelaki yang akrab disapa Pak Cik itu.
Lebih lanjut, rekomendasi kebijakan berdasarkan hasil kajian mencakup pentingnya menjaga stabilitas politik, harmonisasi ketentuan hukum antara pusat dan daerah, penyediaan infrastruktur dasar.
Serta mendorong penguasaan teknologi tepat guna terutama bagi siswa-siswi sekolah kejuruan, mendorong pola pikir inventor untuk mahasiswa, sinergi dengan seluruh stakeholder termasuk LSM dan tokoh masyarakat, dan meningkatkan pengawasan fasilitas instalasi pengolahan air limbah untuk meminimalisir dampak negatif aktivitas industri.
Diseminasi hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi menjadi masukan bagi Pemerintah dalam merumuskan kebijakan dan mendorong peningkatan investasi di Sulawesi Selatan. (rhm)