Kompaknya IKA FH-UH 87 Bersih-bersih Pantai Bira di Ajang Reuni Alumni

  • Bagikan

Eksotisme pemandangan dengan tebing karang yang curam, dinikmati peserta setelah melewati anak-anak tangga yang dicat warna-warni.

Tak henti-henti peserta mengabadikan keindahan itu dengan smartphone-nya. Hampir semuanya merupakan spot foto yang instagramable.

Sorenya, peserta menikmati sunset di Bara diteman kelapa muda, sebelum diadakan “Malam Ramah Tamah” dengan busana berkonsep Hawaii.

Acara diawali dengan pembacaan doa oleh Prof Dr Arfin Hamid, SH, MH. Nyala obor dan barbeque membuat susana reuni terasa berbeda.

Beberapa alumni, di antaranya Otniel FE Siwy, yang kini bermukim di Gorontalo, berbagi cerita semasa masih menjadi mahasiswa.

Muhammad Burhanuddin, yang pernah jadi pengacara Bharada E—dalam kasus Irjen Pol Ferdy Sambo—ikut menyumbangkan suaranya dalam acara yang penuh kegembiraan itu. Pada kesempatan itu, Muhammad Ismak, langsung mengusulkan agar reuni tahun depan diadakan di Ubud, Bali.

Tema reuni ke-35, “Merindu untuk Bersama”, benar-benar jadi momen lepas kangen antara sesama alumni Angkatan 87.

Peserta dari luar juga dimanjakan lidahnya dengan kuliner khas Sulawesi Selatan. Panitia menyuguhkan sarabba, sanggara balanda, barongko, bolu cukke, roti berre, dan kudapan lainnya sebagai pengobat kerinduan bagi mereka yang kini tinggal dan berkiprah di luar Sulawesi Selatan.

Lagu “Oto Ji” yang merupakan lagu ‘kebangsaan’ Opspek 87 dan lagu Mars Universitas Hasanuddin” menutup acara malam itu.

Keesokan paginya, sebelum pulang ke Makassar, peserta reuni diajak ke pembuatan perahu Pinisi di Tana Beru, Kelurahan Bonto Bahari.

Destinasi wisata ini bukan hanya merupakan ikoniknya Sulawesi Selatan, tapi juga Indonesia, bahkan dunia. Badan PBB, UNESCO, telah menetapkan Pinisi sebagai Memory of the World.

Suasana kebersamaan dan saling merindukan terus terbawa dalam percakapan yang riuh dan saling bersahutan di grup WhatsApp IKA FH-UH 87. (rhm)

  • Bagikan

Exit mobile version