Melati menjelaskan, ajang Temu Seni menuju festival mega event Indonesia Bertutur 2022 mengutamakan peristiwa pertemuan, pertukaran, dan jejaring. Seluruh peserta dipilih berdasarkan antuasiame mereka untuk bertemu dan berbagi pengalaman dan metode praktik mereka untuk menguatkan ekosistem seni yang mandiri dan jejaring.
"Di program ini, 20 seniman performans muda akan berpartisipasi dalam sejumlah agenda berupa Laboratorium Seni, Sarasehan dan Diskusi, Kunjungan Budaya dan Situs serta Pementasan. Beberapa agenda penting antara lain kunjungan peserta ke situs prasejarah Leang-Leang di Maros, kunjungan budaya ke komunitas Bissu dan sesi laboratorium seni dan diskusi di Benteng Ujungpandang/Fort Rotterdam," tuturnya.
Lebih jauh, Melati memaparkan bahwa Makassar, Sulawesi Selatan merupakan kota terakhir pelaksanaan rangkaian program Temu Seni, dimana tiga kota sebelumnya program dihelat di Tenggarong, Kalimantan Timur dan Sentani, Papua serta Ubud, Bali.
Sekedar diketahui, seni performans adalah suatu pertunjukan yang disuguhkan pada penontonnya. Biasanya cabang seni ini bersifat interdisipliner atau melibatkan 2 atau lebih disiplin seni, akademik, maupun ilmiah. Seni performans dapat berupa suatu pertunjukan bernaskah maupun tidak, dirancang secara amat hati-hati ataupun spontan dengan atau tanpa partisipasi penontonnya. (Ari)