"Tapi pada saat kegiatan mau dimulai ada dua orang yang keberatan, sekarang kami bersama pak camat dan pak desa sementara melakukan komunikasi untuk penyelesaiannya, 200 ha lahan tadah hujan yg akan terairi irigasi kalo jadi ini. Lebar saluran yang akan melewati lahan warga cuma 60 cm," katanya.
Ridwan juga membeberkan jika kegiatan tersebut memang tidak ada ganti rugi lahan, dengan keterbatasan anggaran pemkab.
"Kita berharap kendala ini segera teratasi, karena program ini tentu memliki manfaat yang cukup besar, dimana ada sekitar 200HA lahan tadah hujan yang akan terairi irigasi kalo ini jadi. Adapun Lebar saluran yang akan melewati lahan warga cuma 60 cm, bahkan waktu sosialisasi kami sudah jelaskan semua," kuncinya.
Ridwan menambahkan, 30 Juli 2022 lalu pihaknya bersama pak camat dan kepala desa kembali melakukan pertemuan dengan masyarakat, dan memberikan pemahaman bahwa kegiatan ini akan memberikan dampak yang signifikan terhadap pertanian di Bulupoddo."Kami tetap selalu minta masukan kepada masyarakat "ungkapnya.
Pihak PUPR Sinjai juga menuding kondisi di lapangan karena masyarakat terprovokasi oleh pihak pihak yang punya kepentingan lain.
"Kondisi dilapangan saya lihat kayaknya ada masyarakat yang sudah terprovokasi oleh orang orang yang mempunyai kepentingan lain, tapi mudah mudahan tidak begitu,"ujarnya.
Sekedar diketahui, berdasarkan penelusuran di Situs lpse.sinjaikab.go.id, Paket Pembangunan Jaringan Irigasi Lamole, di Kecamatan Buluppodo, Kabupaten Sinjai, ini sudah selesai ditenderkan. Adapun Paket senilai Rp7 miliar lebih itu dimenangkan oleh CV. Bulo-bulo Barat.(din)