Hasto mengatakan, pemikiran geopolitik Soekarno memuat beberapa hal penting yakni berdasarkan pada ideologi Pancasila, bertujuan membangun tata dunia baru, berdasarkan prinsip bahwa dunia akan damai apabila bebas dari imperialisme dan kolonialisme. Tidak hanya itu, juga mengandung pentingnya menggalang solidaritas bangsa berdasarkan prinsip ko-eksistensi damai dan berorientasi pada struktur dunia demokratis, sederajat dan berkeadilan.
Lebih lanjut, Dr. Hasto menggambarkan posisi Sulawesi Selatan yang harus dibangun berdasarkan pemahaman geopolitik, khususnya menyangkut strategis Selat Makassar.
Dengan akan dibangunnya Ibu Kota Negara Indonesia di Kalimantan Timur, dia mengatakan Makassar berada dalam koridor segaris dan menjadi pintu yang menghubungkan ke Utara sampai ke Samudera Pasifik.
"Makassar memiliki peran penting untuk mengambil bagian. Sebagai perguruan tinggi di Indonesia Timur, Unhas harus membangun kesadaran terhadap masa depan, apa titik-titik strategis yang harus dikembangkan dalam konteks konektografi, yang perlu dibangun dalam konteks geopolitik Soekarno," jelas Dr. Hasto.
Dr. Hasto juga mengajak perguruan tinggi untuk berperan secara aktif dalam berbagai permasalahan bangsa melalui berbagai peran dan aksi nyata.
Menurutnya, bangsa yang besar hadir karena adanya keterlibatan perguruan tinggi melalui riset dan inovasi.
Setelah pemaparan materi, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab dari para peserta. Kegiatan yang diikuti kurang lebih 200 peserta berlangsung lancar hingga sekitar pukul 12.00 Wita.(Fajar/BKM)