MAKASSAR, BKM.FAJAR.CO.ID--Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa untuk meningkatkan derajat kesehatan, salah satunya melalui perbaikan gizi masyarakat terlebih pada balita.
Berdasarkan Riskesdas Tahun 2018 Prevalensi Gizi Kurang dan Gizi Buruk (Wasting) di Sulawesi Selatan berkisar 10%. Saat ini, jumlah anak balita gizi kurang dan gizi buruk di Sulawesi Selatan mencapai lebih dari 41.000 balita. Pencegahan dan penanganan yang tepat perlu dilakukan melalui program Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) sesuai dengan Pedoman Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita yang dikeluarkan oleh Kemenkes pada tahun 2019.
Yayasan Jenewa Madani Indonesia bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan didukung oleh UNICEF melaksanakan Webinar dengan tema Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk Bagi Balita sebagai Upaya Pencegahan Stunting pada tanggal 26 Juli 2022 via aplikasi zoom.
Henky Widjaja, PhD selaku Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Sulawesi dan Maluku menyampaikan bahwa acara ini merupakan rangkaian dari Peringatan Hari Anak Nasional yang bertema “Anak terlindungi, Indonesia Maju”.
Dalam kondisi pandemi Covid-19, balita rentan sekali mengalami berbagai masalah gizi, salah satunya wasting (gizi kurang dan gizi buruk). Pencegahan dan penanganan wasting yang tepat dapat membantu mencegah kematian serta mencegah terjadinya kekurangan gizi kronis seperti stunting. Dengan pelaksanaan Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) yang sesuai, maka dapat mencegah dan menangani kasus gizi buruk sebelum kondisi anak-anak menjadi lebih parah.
Dalam sambutan dan pembukaan dr. Arman Bausat, Sp.B, Sp.OT(K)Spine selaku PLT Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan webinar ini sebagai sarana pendukung pelibatan lintas sektor dalam percepatan penurunan stunting.