MAKASSAR, BKM.FAJAR.CO.ID -- Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Sulseltrabar mencatat sebanyak delapan daerah di Sulsel yang penyerapan Dana Alokasi Fisik (DAK) sangat rendah. Daerah yang dimaksud diantaranya Makassar, Barru, Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Luwu Timur, dan Parepare.
Kakanwil DJP Sulselbartra, Arridel Mindra menerangkan, penyaluran DAK Fisik hingga 30 Juni 2022 mencapai 293,42 miliar atau baru mencapai 8,5 persen dari Pagu anggaran sebesar Rp3,45 triliun.
Menurutnya, kontrak yang terdaftar sebesar 1,04 triliun atau sekitar 30,07 persen dari Pagu yang ada.
"Hingga saat ini, masih ada delapan pemerintah daerah yang belum melakukan penyerapan DAK Fisik," jelasnya.
"Ini DAK Fisik jadi tantangan. Kondisi realisasi DAK Fisik alami perlambatan cukup signifikan. Alasannya beragam, keterlambatan kontrak, e kataloque dan lainnya," jelasnya saat gelaran konferensi pers terkait evaluasi penyerapan anggaran di wilayah Sulsel, Senin (18/7).
Dia menegaskan, pemerintah pusat tidak akan melakukan relaksasi terhadap keterlambatan penyerapan anggaran DAK Fisik ini.
Dalam kesempatan itu, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Sulseltrabar, juga menerangkan terkait pemberian bantuan keringanan piutang untuk masyarakat dan pelaku UKM di Sulsel.
Kepala Bagian Umum Kanwil DJKN Ircham dalam keterangannya mengatakan sasaran crash program keringanan utang 2022 di Sulsel ada 31 Berkas Kasus Piutang Negara (BKPN) yang masuk."Ada 9 Pasien RS nilai utang Rp 78 juta,10 UKM nilai utang Rp 4,42 miliar dan12 dari Kementerian dan Lembaga (K/L) nilai utang Rp 0,23 miliar," sebutnya.
Hanya saja, pihak DJKN Sulseltrabar tidak menyebutkan detail berapa besaran keringanan utang yang masyarakat dan UKM dapatkan."Realisasi Crash Program Keringanan Utang 21 berkas di setujui jumlah keringanannya Rp 248,3 juta," jelasnya.