Ia membeberkan, di tahun 2020, hanya ditemukan 675 orang dari 44 ribu orang yang discreening. Di tahun 2021, ditemukan 784 orang, dari 48 ribu yang discreening. Sedangkan tahun ini sampai Bulan Maret, sudah 13 ribu yang discreening, dan ditemukan 231 orang yang terinfeksi.
"Screening terus kami lakukan, untuk deteksi dini," imbuhnya.
Ia mengungkapkan, lonjakan HIV AIDS ini harus terus dijaga. Selain dengan alat kontrasepsi sebagai pemutus mata rantai, mereka juga harus meminum obat ARV.
"Dari hasil penelitian, ODHA yang meminum ARV dapat menurunkan kemungkinan penularan lebih kecil ke orang lain," jelasnya.
Untuk pencegahan, jelas Harfianti, Puskesmas di Kota Makassar sudah menjalankan program Sufa, yaitu akselerasi pengobatan dini, dimana setiap orang dilakukan screening. Khususnya pada ibu hamil, semua pasien TB, Hepatitis B dan C, IMS, dan pastinya melakukan operasi kunci.
"Saat ini target sasaran yang ingin dicapai adalah semua orang mengetahui status HIV nya, terutama orang-orang yang melakukan perilaku beresiko. Dan bagi orang yang telah melakukan screening, menjalankan pengobatan hingga berstatus undetectebel," terangnya. (jun)