Selain di Makassar dan Parepare, pemasukan dan pengeluaran hewan ternak juga berpusat di Kabupaten Bone (pelabuhan Tuju-tuju), Sinjai, Jeneponto dan Bulukumba.Adapun daerah asal hewan ternak didominasi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan NTB.Karantina Pertanian kata Lutfi hanya mengurusi hewan ternak yang masuk dan keluar lewat jalur yang ditetapkan, lewat pelabuhan.
"Kita tidak punya kewenangan kalau lewat darat, yang ada di pelabuhan," katanya.
Hal senada disampaikan Koordinator Karantina Hewan, Sandra Widhiyana menyampaikan, selain melakukan karantina hewan, pemeriksaan fisik serta dokumen juga telah dilakukan untuk memastikan kesehatan hewan.
Karantina Pertanian Makassar telah melakukan koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulsel terkait pencegahan dan antisipasi virus PMK."Kita terus berupaya meningkatan pengawasan lalu lintas hewan rentan PMK di Wilayah Kerja Karantina Pertanian Makassar," terangnya.
Berdasarkan data Karantina Pertanian Makassar, pelabuhan terbanyak menerima pemasukan hewan yakni di Jeneponto dengan 97 kali pemasukan. Total untuk sapi, kerbau, dan kambing sebanyak 4.014 ekor.
Sementara khusus sapi hingga Mei 2022, mencapai 2.551 ekor."Kalau sapi tahun lalu sekitar 9 ribuan yang masuk, keluar 21 ribu," ujarnya.
Sub Kordinator Promosi dan Pelayanan Usaha Dinas Peternakan Sulsel Rasmiati mengatakan, pihaknya terus berupaya mengawasi hewan-hewan ternak yang masuk dan keluar di Sulsel.
Bekerjasama dengan Balai Karantina Pertanian dan stakeholder terkait.
Termasuk bekerjasama dengan kepolisian untuk mengawasi hewan ternak, termasuk hewan-hewan ternak yang masuk secara ilegal."Untuk antisipasi PMK kita sudah bentuk satgas Pencegahan PMK," pungkasnya. (rhm)