Belajar Tatap Muka Sudah 100 Persen

  • Bagikan
int PTM--Pemkot Makassar sudah bisa bernafas lega, Kemendagri sudah turunkan level PPKM kota Makassar dari level 3 ke level1, sehingga PTM sudah bisa dilakukan 100 persen.

Masyarakat tidak lagi was-was untuk melakukan aktivitas seperti beberapa bulan terakhir, karena kota Makassar masih berada di PPKM level 3 dengan berbagai larangan.
Sekretaris Kesbangpol Makassar, Hary S, membenarkan, jika status kota Makassar sudah berubah menjadi PPKM Level 1. Memang sebelumnya, Makassar masih dinyatakan sebagai daerah dengan status PPKM Level 3.
"Kemarin (Senin) diumumkan. Hari ini (kemarin) kita menyusun surat edaran (SE) terkait PPKM Level 1," ungkap Hary.
Ia menambahkan, ada beberapa kelonggaran yang bisa dilakukan masyarakat jika suatu daerah sudah berada di posisi PPKM Level 1.
Diantaranya, kapasitas ruangan sudah dibolehkan 100 persen.
"Kalau level 3 kan kapasitas ruangan masih dibatasi hingga 50 persen. Kalau level 1, dibolehkan 100 persen. Dibolehkan yah. Dengan pertimbangan-pertimbangan yang memungkinan," ungkap Hary saat ditemui di DPRD Makassar usai menghadiri Rapat Paripurna, Selasa (7/6).
Pada PPKM Level 1, kelonggaran lain yang diberikan terhadap aktivitas masyarakat adalah work from office (WFO) sudah bisa 100 persen. Kapasitas pengunjung di supermarket dan pasar tradisional juga sudah bisa 100 persen.
Sementara untuk pembelajaran secara offline atau belajar di sekolah, juga sudah dibolehkan 100 persen tatap mukanya.
Menurut Hary, beberapa indikator yang menjadi acuan sehingga Makassar berstatus PPKM Level 1 karena angka penularan covid-19 semakin rendah. Termasuk angka warga yang sudah divaksinasi tinggi.
"Di Makassar kan, kasus covid-19 per hari paling banyak satu atau dua. Bahkan tidak ada," tandasnya.
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, menegaskan, kendati Makassar sudah berstatus PPKM Level 1, masyarakat tetap tidak boleh lengah.
"Alhamdulillah sudah level 1. Tapi kita harus tetap menjaga diri karena ini barang walaupun sudah berubah jadi endemi. Bisa saja ada pandemi baru. Jangan sampai kita lengah," ungkap Danny. (rhm)

Editor: Warta
  • Bagikan